ENAM PULUH TIGA - KUMIS LAGI!

13.8K 1.4K 236
                                    

Hal yang paling membahagiakan bagi Jihye adalah melihat Gyeom yang kini sudah pandai berlari. Selain itu, Gyeom juga sudah bisa memakan makanannya sendiri meskipun masih dalam pengawasan Jihye.

Seperti siang ini, Gail dan Gyeom berada di ruang keluarga. Duduk di karpet sembari menghadap piring masing-masing untuk makan siang.

Televisi di ruangan tersebut dibiarkan menyala untuk memutar video dengan lagu anak-anak agar Gail dan Gyeom lebih betah berada di sana dan tidak rewel sebab Bibi Han sedang tidak bekerja. Tentu saja Jihye akan kerepotan jika Gail dan Gyeom sama-sama menangis atau tidak nyaman dengan suasana yang tak mendukung.

Menu makan siang hari ini, Jihye membuat bakso ikan dan bakso ayam yang disajikan pula dengan brokoli rebus serta wortel.

Kakak beradik itu makan dengan lahap. Kendati Gail banyak bernyanyi sesuai lagu yang sedang terputar, tapi makan anak itu terbilang cukup banyak.

"Iyel, makan dulu, Sayang. Tidak boleh makan sambil bicara."

"Iyel menyanyi, kok," jawabnya membuat Jihye mengusap gemas puncak kepala putra keduanya tersebut.

Gyeom yang melihat sang ibu tengah menyentuh kakaknya, kini mulai merengek. "Eh, kenapa, Sayang?" Tangan kiri Gyeom memukul kecil paha Gail—sontak membuat Jihye tertawa. "Itu tandanya Mommy tidak boleh dekat-dekat dengan Iyel," kata Jihye.

Gail mengerjap lugu. "Tapi Mommy kan milik bersama."

"Iya, tapi Baby Iyeom cemburu. Bagaimana, dong? Tidak apa-apa, ya? Mengalah dulu."

Gail mengangguk kendatipun sedikit berat hati. Kemudian kepalanya mendongak, kaki itu buru-buru berdiri saat ia mendengar suara seruan sang ayah dan kakaknya setelah membuka pintu utama.

"Iyel!!!" Gukie berlari ke arah Gail, lalu memeluk sang adik dengan sangat kegemasan. "Iyel, Hyungie bawa es krim cokelat!"

"Iyel mau makan dulu, ya, Hyungie? Nanti kita makan es krim!"

Gukie mengangguk. "Oke!" Gukie lalu melepas sepatu, menyisakan kaos kaki dengan gambar Thor di kakinya. "Mommy!" Gukie berlari menghampiri sang ibu dan memeluk Jihye begitu erat. Mengecupi pipi sang ibu untuk melepas rindu setelah sibuk bersekolah.

"Bawa apa, Goo?"

"Bawa es krim. Daddy beli es krim banyak, lho." Namun, lagi dan lagi Gyeom menangis kencang saat melihat Gukie duduk di pangkuan sang ibu. Tangannya seakan ingin meraih tangan sang kakak dan kepalanya pun menggeleng kuat. "Gyeomie kenapa?" tanya Gukie kebingungan.

"Turun, turun. Iyeom sedang cemburu. Tidak suka kalau melihat kakak-kakaknya dekat dengan Mommy."

Gukie mengangguk. "Oh, begitu ... ya sudah, Goo dengan daddy saja." Gukie mengarahkan tungkainya pada sang ayah yang sedang berjongkok untuk mengecup pipi Gail. "Daddy, ayo mandi. Katanya mau main bebek dan busa di bathtub?"

"Iya, ayo." Jungkook mengusap puncak kepala Gail berulang kali. Kemudian menjatuhkan kecupan di bibir Gail sebelum berkata, lanjutkan dulu makannya, ya? Setelah itu, kita bermain dengan hyungie juga. Oke?"

Gail mengangguk dan kembali duduk di sebelah sang ibu untuk menyantap bakso dan sayurannya.

"Mom, ayam pedas manisnya aku letakkan di meja pantri!" seru Jungkook sebelum membawa Gukie memasuki kamar anak itu. Sementara Jihye sedang mengawasi kedua anaknya, Jungkook kini membantu Gukie untuk melepas seragam. "Hyungie, robot-robotnya sudah banyak sekali. Berarti tidak perlu Daddy belikan robot lagi, dong?"

Gukie mengernyitkan kening, kemudian buru-buru menggeleng tidak setuju. "Tidak mau! Harus tetap dibelikan. Goo kan mau kamarnya penuh dengan robot," jawab anak itu sebelum telanjang bulat sebab sang ayah baru saja berhasil menanggalkan seragamnya.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang