EMPAT PULUH TIGA - MOMMY DADDY MOMENT (2)

19.2K 1.6K 251
                                    

Makan malam baru saja selesai. Seperti biasa, selagi Jihye membersihkan piring-piring kotor dan bekas panci yang digunakan untuk beberapa masakannya, Jungkook kini harus berperan sebagai superhero dadakan untuk menemani anak sulungnya menyikat gigi, cuci tangan hingga kaki, kemudian mengganti pakaiannya dengan piama tidur.

Oh, Jungkook beruntung sekali lantaran Gail sudah terlelap sejak makan malam belum dimulai. Jadi, ia tidak perlu menggosok gigi Gukie sambil menggendong anak keduanya tersebut yang terkadang suka menggoda ayahnya dengan memberontak di dalam gendongan.

"Hyung sudah delapan tahun seharusnya sudah bisa memakai baju sendiri. Tidak boleh meminta bantuan mommy atau Daddy terus." Jungkook memberi nasihat manakala ia berjongkok untuk memakaikan celana piama di kaki anaknya. "Mandi dan gosok gigi pun harus bisa sendiri."

"Tapi kata mommy Goo masih kecil," kata anak itu menjawab seolah yang diucapkan ayahnya tidak pantas untuk dituruti. "Kalau mommy dan Daddy sedang berdua, Goo tidak boleh ikut bergabung karena Goo masih kecil."

Anak itu mengingat kejadian setengah tahun yang lalu manakala Jihye dan Jungkook sedang berdiskusi di ruang santai. Keduanya bertengkar karena salah paham, kemudian Gukie datang setelah asyik berenang. Akan tetapi, sang ibu melarangnya untuk berada di ruang santai sambil berkata, "Goo masuk kamar dulu. Mom dan daddy sedang berbicara. Anak kecil tidak boleh mendengarkan."

Jungkook lupa bahwa anak sulungnya tersebut memiliki daya ingat yang luar biasa hebat.

"Apa yang Daddy tidak suka?" tanya Jungkook.

Gukie menatap kurang yakin sebelum menyahut, "Banyak."

"Daddy tidak suka kalau Hyung tidak mau menuruti perintah Daddy dan mommy. Daddy juga tidak suka kalau Hyung pintar menjawab saat Daddy sedang memberi tahu sesuatu." Jungkook berdiri dan membawa Gukie ke atas ranjang usai menyalakan AC.

Gukie mendekat kepada sang ayah yang ikut merebahkan diri di ranjangnya. Memeluk tubuh Jungkook dengan pipi bulat yang diletakkan di atas lengan sang ayah, Gukie lantas susah payah mengecup pipi Jungkook.

"Maaf, Daddy." Putra sulung Jeon itu menyadari letak kesalahannya setelah mendengar perkataan sang ayah lima menit yang lalu, ditambah ekspresi wajah Jungkook yang dibuat seolah-olah tengah marah. "Goo sayang Daddy."

Kebiasaan yang sudah Jihye dan Jungkook pahami dari anak sulungnya saat kedua orang tuanya tengah marah karena ulahnya; merayu dengan kecupan yang tak mampu mereka tolak. Benar-benar jenius.

Seperti rutinitas sehari-hari. Semenjak lahirnya Gail, Jungkook memang menggantikan Jihye untuk mengurus Gukie sebelum tidur mulai dari menyikat gigi sampai membacakan dongeng. Maka dari itu, malam ini Jungkook kembali membaca dongeng yang sama seperti bacaan beberapa hari yang lalu sebab mereka sudah jarang pergi ke toko buku setelah Jungkook bertambah sibuk.

Dua puluh menit kiranya Jungkook berhasil menidurkan Gukie dengan lelap. Walaupun buntalan kecilnya tersebut beberapa kali berbicara untuk bercerita soal kejadian di sekolah saat Jungkook sedang membaca, namun akhirnya Gukie lelah sendiri dan diam sebelum tertidur pulas.

Jungkook pelan-pelan menuruni ranjang anaknya. Menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu kamar, pria itu kemudian menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh sang putra. Kecupan tak lupa Jungkook berikan di pipi, kening, hidung, dan bibir. Kebiasaan itu pula tidak pernah hilang sejak Gukie masih menjadi bayi merah yang menggemaskan.

Menutup pintu kamar Gukie tanpa suara yang tertinggal, Jungkook lantas berjalan menuju ruang santai manakala melihat sang istri yang sedang memainkan ponsel sementara televisi yang menyala hanya dianggurkan.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang