EMPAT PULUH EMPAT - MOMMY DADDY MOMENT (3)

17.7K 1.5K 367
                                    

Mana suaranya tim kangan????

Btw kemarin ada yang panggil aku CEO of Kangan. Uwa, aku mau kasih hadiah karena suka dengan panggilannya.

Ayo, ramein mommy daddy dulu!!!!

.

"Mommy, Goo mau tidur." Park Jihye melirik ke arah jam dinding di dalam kamarnya. Melihat jarum jam yang sudah menginjak angka dua belas malam sementara sang anak sulung masih terjaga sebab bermain dengan play station baru yang Jungkook beli dan sengaja dipasang di kamar agar Gukie tidak mengganggunya saat asyik bermain bola.

Jihye sejenak menoleh pada Jungkook yang sudah tertidur, kemudian menepuk ranjang kosong di antara dirinya dan juga sang suami; memberi perintah pada Gukie bahwa anak itu bisa tidur bersama kedua orang tuanya. Hanya saja, Gukie malah menggeleng karena masih mengingat jelas ancaman sang ayah soal 'tidak ada robot jika tidur bersama di kamar utama'.

"Tidak mau. Goo mau tidur di kamar Goo saja," sahut anak itu sembari mengucek mata.

Jihye lantas mengangguk sebelum berjalan mengekori Gukie ke kamar anak itu. "Sudah gosok gigi?"

"Sudah dengan daddy."

"Bagus. Mau Mom bacakan dongeng?"

Kali ini Gukie mengeleng sebelum menaiki ranjangnya dengan susah payah. Anak itu menarik selimut dan menidurkan badannya. Menatap sang ibu meskipun matanya sudah tak sanggup tersingkap lebih lama. "Good night, Mommy," katanya terdengar sedikit serak.

Wanita Park tersebut mengecup kening, pipi, dan bibir Gukie. Mengusap surai anaknya dengan penuh kasih sayang sebelum mematikan lampu kamar dan menyalakan AC. "Selamat tidur, Sayang."

Baiklah. Kali ini Jihye bisa bebas dan tenang karena kedua anaknya sudah tertidur, ditambah sang suami yang memang terlelap sejak dua jam yang lalu karena kelelahan.

Memutuskan untuk memasuki area dapur sebab lapar di tengah malam. Jihye dibuat terkejut manakala Jungkook mendadak memeluknya dari belakang sembari meletakkan dagu di atas bahu sang istri. Sesekali mengecupi pipi Jihye sebelum mengulas senyum.

"Aku juga mau," kata pria itu dengan suara khas bangun tidurnya.

Jihye mengangguk, kemudian kembali fokus dengan masakannya sedangkan sang suami memilih untuk tetap memeluk Jihye dari belakang sambil memejamkan mata karena masih mengantuk.

Sebenarnya Jungkook terbangun karena suhu AC yang menurutnya belum terlalu dingin. Hendak menyuruh Jihye untuk menambah suhu dingin karena gerah, tapi pria Jeon itu tak menemukan Jihye di sisinya.

"Kata dokter sudah bisa berhubungan tidak, sih?" Jungkook tiba-tiba bertanya setelah Jihye mematikan kompor dan memindahkan masakannya ke atas piring. Sejenak ia melepaskan lengan dari perut sang istri dan mengekori Jihye menuju ruang makan sebelum duduk berseberangan. Jihye mengunyah makanan, membuat Jungkook berdecak dan memutuskan untuk menyantap nasi goreng buatan sang istri. "Sudah hampir delapan bulan. Seharusnya bisa, 'kan?"

"Memang yang kau lakukan kemarin apa kalau tidak berhubungan?" Jihye melempar balik pertanyaan.

"Tidak intens, Sayang ... aku ingin yang lebih—kau tahu. Sama seperti saat kau hamil Gail, kita melakukannya di dalam kamar mandi."

Jihye menoleh ke belakang sekadar untuk memastikan bahwa Gukie tidak terbangun lalu keluar dan mendengar obrolan kotor orang tuanya. "Jaga bicaramu. Bagaimana kalau Goo bangun dan mendengarnya?" Jihye menatap sengit.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang