ENAM PULUH DUA - MOMMY DAN DADDY

13.9K 1.5K 535
                                    

Apa yang Jungkook lakukan setelah mengetahui soal kehamilan istrinya? Keesokan harinya, Jungkook tidak datang ke perusahaannya, justru membawa Jihye untuk mengontrolkan kandungan wanita itu.

Dokter bilang semuanya sehat. Tidak ada masalah apa pun. Jadi, Jungkook bernapas lega dan begitu bersyukur.

Malam ini, setelah anak-anak tertidur, Jungkook dan Jihye berada di dalam kamar. Pria itu memeluk perut Jihye dengan erat. Wajahnya berhadapan langsung dengan perut wanitanya yang masih rata.

Bibirnya terus mengecup perut Jihye, sesekali mengusap punggung sang istri sementara Jihye memainkan ponselnya dan tak peduli dengan apa yang prianya lakukan.

Memang apa yang bisa Jihye lakukan? Jihye telah mengaku hamil dan hal itu tak bisa membuatnya bercerai dengan sang suami.

Namun, Jihye tidak bisa memaafkan Jungkook begitu saja. Wanita itu bahkan malas berbicara dengan suaminya meskipun Jungkook telah berusaha memulai pembicaraan.

Jadi, setelah mengetahui kehamilan Jihye, wanita itu tetap menjadi istri yang dingin dan tak acuh dengan Jungkook kendati kewajibannya sebagai seorang istri tetap ia jalankan.

Hanya saja, Jihye tak mau berbicara apa pun pada Jungkook jika memang tidak sangat penting. Terkadang pula, Jihye menyuruh Gukie untuk menyampaikan kepada Jungkook apa yang Jihye inginkan.

"Daddy, kata mommy ... mommy mau es krim."

"Daddy, kata mommy ... pakaian Daddy sudah disiapkan di atas meja."

Dan masih banyak kalimat yang lain yang harus Gukie sampaikan untuk sang ayah.

"Mau makan lagi?" tanya Jungkook sejenak mendongak untuk menatap sang istri. Jihye menggeleng tanpa menatap Jungkook, atau mengeluarkan suaranya. "Ayam goreng? Kue beras pedas? Es krim?" Jihye kembali menggeleng dan tetap fokus pada layar ponselnya—membuat Jungkook mengembuskan napas dalam.

Jihye kemudian menyimpan ponselnya ke atas nakas. Menutup mata untuk mencoba tidur dengan posisi miring sebab Jungkook tak kunjung melepaskan pelukan.

"Mom ..." Tidak ada jawaban. Jungkook mendongak untuk melihat apa yang sedang Jihye lakukan. Saat mendapati sang istri telah merapatkan mata, Jungkook pun kembali menghamburkan napasnya. Menjatuhkan kecupan sebanyak dua kali sebagai perpisahan terakhir untuk malam ini kepada perut Jihye yang sedang menyimpan calon buah hatinya, pria itu lekas tidur telentang di sebelah Jihye.

Jungkook memiringkan posisi untuk berhadapan langsung dengan sang istri. Telapak tangan kirinya mengusap pipi bulat Jihye, kemudian menghapus jarak untuk menempelkan bibirnya di permukaan bibir Jihye.

Jihye sontak memundurkan kepala, hendak mendorong dada Jungkook. Namun, pria itu memegangi lengan Jihye sehingga Jihye tak dapat merubah posisi atau menuruni ranjang.

"Mom—Jiya ... jangan seperti ini terus."

Menatap datar pada sang suami, Jihye terpaksa mengeluarkan suara, "Lepas, Jeon!"

Sang pria menggeleng. Menangkup pipi Jihye, lantas segera mengunci tatapan istrinya. "Jiya ... dengarkan aku. Maaf. Maaf, Sayangku."

Jihye menjauhkan tangan Jungkook dari pipinya. Sebelum air mata itu meluncur membasahi pelipis, Jihye segera tidur membelakangi Jungkook.

Hanya saja, Jungkook kini memeluknya dari belakang dan Jihye tak dapat menghindar begitu saja. Jihye abai. Memejamkan matanya dan tak peduli dengan Jungkook yang mengecupi pundaknya berulang kali.

"Maaf. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, Mom. Aku benar-benar minta maaf." Suara Jungkook terdengar sengau, pun Jihye hanya bisa meremas sarung bantalnya. "Aku memang egois, tidak puas, dan berengsek. Aku sadar, Mom. Aku janji tidak akan menyakitimu lagi. Aku bersumpah, kau bisa meninggalkanku bersama anak-anak jika aku kembali berselingkuh."

EUPHORIAWhere stories live. Discover now