TUJUH BELAS - GUKIE REWEL

15.6K 1.6K 146
                                    

Usia Gail sudah lima hari terhitung dari hari kelahirannya. Selama itu pula Jihye nyaris jarang memegang Gukie karena sibuk dengan anak keduanya.

Seperti saat ini. Gukie menangis sesenggukan karena Jihye hanya terus menggendong sang adik tanpa memedulikan rengekannya.

Jungkook yang melihat pun lekas turut menggendong Gukie dan berusaha menenangkan.

“Sudah, Hyung... kan Baby Iyel masih butuh mommy sampai sebesar Gukie,” kata sang ayah.

Bukannya diam, Gukie malah menangis semakin kencang. Mendengar perkataan ayahnya membuat Gukie kian tak mau melepas Jihye.

“Tapi mommy punyanya Gukie, bukan Iyel,” jawab anak itu dengan air mata yang mengalir deras.

Jihye  lekas menghampiri keduanya setelah Gail tertidur di gendongannya. Menghapus air mata Gukie, Jihye kemudian mengecup pipi jagoan pertamanya.

“Sebentar dulu, ya. Habis ini mandi dengan mommy.” Karena hari ini adalah hari libur, biasanya Gukie akan bermanja-manja pada sang ibu. Dari pagi sampai malam, Gukie akan terus menempel pada Jihye dan Jungkook.

Namun, pagi ini Gukie mendadak rewel. Tidak mau mandi jika tidak dengan sang ibu. Jungkook bahkan diabaikan oleh jagoan pertamanya itu. Padahal sang istri tengah sibuk mengurus Gail.

Usai meletakkan Gail di dalam baby box, Jihye mengambil alih Gukie yang masih berada di gendongan ayahnya.

Jihye menuntun kakinya untuk berjalan ke kamar mandi di kamarnya, kemudian meletakkan Gukie ke atas meja wastafel sedangkan tangannya mulai melepas piama yang Gukie kenakan.

“Goo kan sudah jadi Hyung, tidak boleh nakal. Baby Iyel itu masih bayi, tidak bisa ditinggal Mom. Gukie kalau mau mandi mulai sekarang harus minta bantuan daddy kalau Mommy sedang menggendong Iyel.”

Air mata yang sempat berhenti itu, kini menetes lagi setelah mendengar nasihat sang ibu yang Gukie nilai adalah suara kemarahan dari Jihye.

“Kok menangis? Mommy kan cuma mau bilang kalau Goo sudah besar. Harus bisa tanpa bantuan Mom,” jelas Jihye lagi. “Sini peluk dulu.”

Dengan kilat Gukie menyambar tubuh sang ibu yang masih mengenakan gaun tidur sebatas lutut.

“Gukie sayang Mommy.”

“Iya ... Mom juga sayang Goo,” kata wanita itu. Kemudian Jihye menoleh saat sang suami ikut masuk ke dalam kamar mandi dan mengecup puncak kepala Gukie.

“Ayo, Goo, mandi dengan Daddy. Kita main robot di dalam bathup. Mau?” Mencoba menghibur Gukie yang sikap cemburunya sedang berada di luar batas, pun nyatanya anak itu tak mempan untuk dibujuk.

Gukie menggeleng. “Mau Mo-om saja,” jawabnya tetap mempertahankan pelukan di tubuh sang ibu.

Jungkook membuang napas jengkel. Dia yang kerja setiap hari, rela mengeluarkan tumpukan uang untuk membelikan robot-robot mahal Gukie, tapi masih saja tidak dipilih.

“Ya sudah. Daddy juga mau mandi dengan mommy.” Dengan gesit Jihye menyiku perut Jungkook yang sudah melepas piamanya. “Goo, mom jahat.”

Dan kini Gukie mengangguk. “Iya. Mom tidak sayang-sayang Goo dan daddy lagi,” ujarnya polos.

Setelah acara menenangkan Gukie, Jungkook membantu sang anak menggosok gigi sedang Jihye menyiapkan air hangat ke dalam bathup untuk kedua jagoannya mandi.

Mom ... busanya pakai sabun Mommy, ya?” teriak Gukie saat Jihye fokus menuangkan cairan sabun.

Jihye mengulum bibir, terlanjur menuangkan sabun milik Jungkook di sana. Namun, ia mengangguk saja. Pikirnya Gukie tidak akan tahu.

EUPHORIAWhere stories live. Discover now