LIMA PULUH SATU - JALAN-JALAN

10.2K 1.4K 229
                                    

Pukul empat sore, Jungkook menyelesaikan pekerjaannya. Pria itu menyuruh sekretaris dan petugas kantor untuk membawakan paper bag berisi mainan anak-anak.

Sementara itu, Jungkook menggendong Gukie yang terlelap dan menggandeng Gail di tangan kirinya.

"Hallo, Gail!"

Gail menoleh dan melambaikan tangannya. "Hallo, Aunty!" sapanya. Anak itu lalu menempelkan telapak tangan ke bibirnya sebelum melakukan kiss bye. Sontak para karyawan Jungkook tertawa gemas melihat kelucuan anak kedua Jungkook tersebut. "Daddy, Iyel mau pipis."

Saat mereka melewati lorong kantor, Jungkook pun segera membawa anaknya menuju toilet. "Aduh, Yel ... Daddy menggendong Hyungie. Bagaimana ini?"

Karena Gail belum bisa buang air kecil sendirian, jadi Jungkook merasa kebingungan sekarang.

Mau tak mau, Jungkook menyuruh sekretarisnya yang setia mengekori langkah Jungkook. Sekretaris Jungkook itupun segera melangkah masuk untuk membantu Gail pipis.

"Pipisnya di bawah saja. Tidak apa-apa," kata sekretaris Jungkook.

Gail mengangguk, kemudian menuruti apa kata sekretaris Jungkook untuk pipis di atas lantai bilik toilet.

Gail harus melepas popok, celana, dan juga sepatu karena belum bisa buang air kecil di dalam kloset.

Setelah selesai membersihkan kaki Gail yang terkena pipisnya sendiri, sekretaris Jungkook segera memakaikan kembali celana dan sepatu Gail, kemudian membuang popok anak itu yang sudah penuh.

"Sudah, Direktur Jeon."

Gail kembali menggandeng tangan sang ayah. Anak itu terdiam hingga mereka memasuki mobil. Gukie berada di kursi belakang dan tidur telentang, sementara Gail ada di kursi depan dan duduk di samping sang ayah.

"Daddy, aunty di toilet itu galak sekali, ya?" Gail bersuara setelah sekian lama bungkam.

Jungkook mengernyit setelah menyalakan mesin mobil. Kemudian pria itu melajukan mobilnya untuk menjemput sang istri.

"Kenapa bisa galak?" tanya Jungkook. Atensinya fokus menatap jalanan yang mulai ramai.

Gail berusaha dengan susah payah melepas sepatunya, namun berujung kegagalan dan menyerah. Anak itu membanting punggungnya pada punggung kursi sebelum menjawab, "Tadi menatap Iyel seperti ini."

Gail mulai merubah ekspresinya menjadi kesal dengan bibir memberengut dan mata menyipit. "Seperti itu, Daddy," lanjutnya. "Untung Hyungie sudah tidur! Kalau tidak, nanti Iyel ajak Goo Hyung untuk melakukan penyerangan."

Jungkook terkekeh sambil mencubit gemas pipi bulat anaknya. "Mungkin aunty sedang lelah karena membawa banyak sekali mainan Iyel dan Hyungie."

Anak itu kemudian hanya mengangguk sebelum kembali menyandarkan punggung pada kursi dan terdiam lama. Lima menit kemudian, Gail mulai mengerjapkan mata lambat dan tertidur setelahnya dengan kepala bersandar pada pintu mobil.

Sejenak Jungkook melirik anaknya dan tersenyum. Bernapas lega karena akhirnya kedua anaknya dapat tertidur setelah membuatnya kerepotan di dalam ruang kerja karena berlarian ke sana kemari dan berisik saat tidak ada tamu.

Setelah itu, mobilnya berhenti tepat di pelataran parkir kafe yang Jihye kunjungi bersama Seolbi.

Pria itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sang istri sebab ia tidak mungkin masuk ke dalam dan meninggalkan kedua anaknya.

"Aku sudah di parkiran," katanya.

"Baiklah. Aku akan ke sana. Anak-anak mau dibawakan apa?"

EUPHORIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora