DUA PULUH EMPAT - MOMMY TETAP MARAH

19.4K 1.6K 210
                                    

Jungkook menggigit bibir bawahnya frustasi. Maniknya menilik pada sang istri yang terus berjalan ke sana kemari untuk membersihkan kamar mereka.

Masih dengan Jihye yang enggan bicara pada Jungkook. Wanita itu bahkan memilih piama dengan celanan panjang semata kaki agar dapat menghindari sang suami yang bisa saja menempel padanya

“Sudah, Jiy ... tidak ada yang harus dibersihkan. Sudah sebersih itu,” kata Jungkook sambil menunjuk lantai. Setelah setengah jam, pada akhirnya Jungkook memberanikan diri untuk memulai pembicaraan meskipun bukan mengobrol. “Jangan marah terus.”

Jungkook yang mulanya berposisi setengah tidur di atas ranjang dengan punggung dan kepala menyandar di headboard, kini bergegas turun untuk mendekati sang istri yang tengah membuang puntung-puntung rokok ke sampah kamar.

“Besok kita pergi sendiri ke kafe. Janji.” Jungkook memeluk sang istri. Namun, Jihye terlihat tak begitu peduli dan dengan gesit melepas kedua lengan prianya kemudian berjalan keluar kamar.

Jungkook berdecak jengkel. Pasalnya, Jihye tidak pernah mengunci rapat bibirnya selama ini. Kalaupun marah, paling lama cuma satu hari. Ini sudah dua hari Jihye tidak mau bicara dan bahkan masuk ke dalam kamar mereka setelah lewat pukul dua pagi—di saat Jungkook ngantuk-ngantuknya.

Pria itu lekas menghampiri istrinya dan mencoba untuk merayu. Barangkali kalau ada Gukie di tengah-tengah mereka, Jihye akan luluh seketika.

Tangannya mendorong pintu dengan stiker Thor yang baru saja dipasang sore tadi. Jungkook mendapati sang istri yang sedang sibuk membantu Gukie menggosok giginya.

“Buka mulutnya lebih lebar, Sayang.” Jungkook berdiri di ambang pintu kamar mandi. Atensinya terus mengarah pada anak dan istrinya yang mungkin tidak mengetahui kehadirannya. Namun, Jungkook mendadak meringis manakala Jihye melihat dirinya melalui pantulan cermin. “Ayo, cepat. Ada monster datang yang mau curi gigi Gukie,” tambah Jihye.

Mata Jungkook melebar tak percaya. Jihye baru saja mengatainya monster—atau mungkin hanya perasaannya saja. Akan tetapi, saat wanita itu menyebut kata ‘monster’, matanya berlari untuk melirik Jungkook.

Usai membersihkan mulut sang anak, Jihye kemudian menurunkan Gukie dari atas meja wastafel dan berjalan melalui Jungkook yang masih terdiam memandangi gerak-gerik istrinya sebelum ikut bergabung di atas ranjang Gukie yang ukurannya lebih kecil dari miliknya.

Daddy!” Gukie memekik girang, buru-buru mendekap sang ayah manakala Jungkook baru saja merebahkan diri di samping anaknya. Bibirnya maju untuk mengecupi pipi Jungkook dengan gemas, membuat Jungkook menyipitkan mata karena kegelian. “Daddy, bacakan dongeng,” pinta si kecil.

Jihye yang baru beberapa detik membuka buku bacaan, lekas menutupnya kembali dan menyerahkan pada Jungkook. “Mom tidur ke kamar kalau begitu, ya?” Gukie langsung mengangguk.

Jungkook malah merosotkan rahang. Pria itu ingin sekali menolak permintaan Gukie, sebab niatnya memasuki kamar Gukie hanya ingin merayu Jihye. Pun Jungkook belum pernah membacakan dongeng untuk Gukie sebelumnya.

“Cepat, Daddy ...” Jungkook mengerjap bersamaan dengan suara pintu kamar yang tertutup.

....

Selesai menidurkan Gukie, Jungkook sontak keluar dari kamar anaknya dengan bibir mengerucut jengkel.

Ia memasuki kamar setelah meminum segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang nyaris kering. Ya, Gukie baru saja tidur setelah ia membaca buku dongeng sebanyak dua kali. Padahal jika dengan Jihye, Gukie akan cepat tidur dan tidak malah menarik-narik hidung seperti apa yang Gukie lakukan padanya.

EUPHORIAWhere stories live. Discover now