Teman tuli - Asahi

7.4K 1.2K 90
                                    

Hi Teume, aku balik bareng Asahoy nih ~

Yuk merapat, Jangan lupa vote dan komen ya, karena hal itu membuat aku jadi semangat nulis kedepannya. Lov u Teume💓

Kalimat yang aku buat miring diapit tanda petik di akhir dan awal kalimat umpamakan sebagai komunikasi bahasa isyarat.

..

Genap sudah 3 bulan terakhir ini gue habiskan dengan membantu teman gue. Teman luar biasa yang gak banyak berbeda dari teman-teman gue yang lain. Dia di rundung hanya karena keterbatasannya yang tidak bisa mendengar dan berbicara. Gue sebagai ketua kelas tentunya gak akan membiarkan teman sekelas gue mengalami perundungan.

Jika kalian tanya kemana guru-guru yang seharusnya turun tangan terhadap masalah perundungan di sekolah, mereka lelah, karena para perundung tak pernah jera, dan berakhir membiarkan kejadian ini terus terulang kembali.

"Asa--" Panggil gue sambil memegang pundak dia. Gue tau mungkin dia gak mendengar gue, tapi dia bisa membaca gerak bibir gue.

"Kamu gak laper? Gak mau makan di kantin sekolah?" Gue mengucapkan kalimat itu sambil menggerakkan kedua tangan gue sebagai bentuk komunikasi isyarat.

Lagi-lagi hanya gelengan yang Asahi berikan. Setelahnya dia melanjutkan kegiatannya menggambarnya. Jika kalian bertanya kenapa gue bisa bahasa isyarat, karena gue sebelumnya pernah ikut bergabung dengan komunitas teman dengar sama abang gue Taeyong.

Gue gak tau sudah berapa kali Asahi menggambar taman sekolah, tapi 3 bulan terakhir gue mendampingi dia, dia selalu menggambar objek yang sama.

"Asa aku laper, kamu ikut aku aja yuk ke kantin?" Lagi-lagi hanya gelengan yang Asahi berikan. Gimana gue mau makan kalo gini, mana bisa gue tinggalin Asahi sendirian.

Terakhir kali gue tinggalin Asahi sendirian, keadaan dia bener-bener buat gue geleng-geleng kepala. Baju Asahi benar-benar kotor karena telur, dan wajahnya cemong karena tepung. Sungchan juga lagi rapat OSIS. Cuma Sungchan yang gue percaya buat jagain Asahi.

"Kamu pergi aja, aku gak papa kok ditinggalin sendirian." Gerak tangannya mengisyaratkan gue untuk pergi meninggalkan dia. Gue laper tapi di satu sisi gue gak mau Asahi kenapa-kenapa.

"Aku tinggal sebentar ya, jangan kemana-mana. Kalo ada yang jahatin kamu, langsung lari. Oke?" Isyarat gue sambil menyatukan ibu jari dan jari telunjuk pada akhir kalimat isyarat gue.

Asahi mengangguk dan kembali melanjutkan aktivitas yang dia lakukan 10 menit lalu. Dan gue dengan cepat lari biar gak buang waktu banyak buat ninggalin Asahi sendirian.

.

.

.

"Mang, cola 2 sama roti 2 berapa mang?" Tanya gue sambil menunjukkan makanan dan minuman yang gue beli.

"12 rebu neng." Setelah gue membayar, gue balik berlari ke tempat dimana gue meninggalkan Asahi sebelumnya. Dan benar dugaan gue-

"Lagian lo tuh udah budek, bisu lagi! Ngapain sih sekolah di tempat orang normal?!" Oke Haechan dan kawan-kawan selalu membuat gue ingin menonjok wajah tampan mereka.

"HEH ITEM! NGAPAIN LO!" Marah gue sambil meneriaki Haechan yang mulai keterlaluan menampar wajah Asahi.

"Ck, Lee (y/n) ngapain sih lo? Lo tuh cantik, buang-buang waktu banget lo ngurusin sampah kayak gini." Gue meminum cola gue sambil mendengarkan ocehan Haechan yang benar-benar memuakkan bagi gue.

"Udah deh, lo main sama kita-kita aja, dari pada besok lo ketularan budek gara-gara main-

"Aww, anjing ngapain lo lempar ke muka gue sih!" Kesal Haechan karena gue baru saja melempar kaleng cola yang sudah gue habiskan sebelumnya.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Where stories live. Discover now