Benci - Takata Mashiho

5.8K 764 68
                                    

Hii~~ i'm back, sesuai janji aku kemaren yang dapet vote Mashiho duluan ya~~

Sorry banget gabisa update kemaren karena persiapan lomba dan ya, alhamdulillah mendapatkan hasil yang tidak sia-sia~~

Sorry banget gabisa update kemaren karena persiapan lomba dan ya, alhamdulillah mendapatkan hasil yang tidak sia-sia~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

So, buat ciwinya Mashiho kembaranwinter_

Aku bawa Mashiho buat kamu hari ini~~

.

Plak

Tamparan keras Papa menggema di lorong rumah sakit. Tapi sungguh, tamparan Papa tidak se-menyakitkan rasa sakit di hati ku.

"Papa kuliahin kamu tinggi-tinggi bukan buat jadi dokter bodoh kayak gini (y/n). Kamu bikin Papa sama Mama malu!" Semua seperti tutup mata, kenapa mereka juga tidak paham kalau aku juga sedih kehilangan Bunda.

"Kamu bunuh mertua kamu sendiri, dengan tindakan bodoh kamu. Liat Mashiho suami kamu, kamu satu-satunya yang di harapkan, malah bertingkah konyol di meja operasi. Anak bodoh!" Papa berkali-kali mendorongku seakan aku benar-benar tidak berguna.

"Sudah Pa, bukan kita aja yang sedih, (y/n) juga pasti sedih."

"Chanyeol! Buat apa kamu bela adik kamu yang bodoh ini! Kamu bikin Papa malu!" Papa melayangkan tangannya untuk menamparku lagi.

"Cukup Pa, Papa bisa bunuh dia!" Aku masih bersyukur saat Mama membelaku. Tapi --

"Lebih baik dia mati karena rasa bersalah. Jangan kotorin tangan kita karena anak ini." Tidak, Mama juga tidak membelaku.

"Udah stop Ma, Pa! Mending kita tenangin Ayah Mashiho." Kak Chanyeol mengusap punggungku sejenak kemudian berlalu mengahampiri Mama Papa yang mulai menenangkan Ayah.

Ternyata di mata Papa dan Mama aku tetap anak pungut. 15 tahun lalu aku diambil dari panti asuhan saat umurku 11 tahun, hanya statusku yang berbeda sisanya sama saja. Aku tidak mendapatkan kasih sayang dari Papa dan Mama. Selepas menghinaku, Papa dan Mama mengahampiri keluarga suamiku, dan berangsur pergi meninggalkanku bersama Mashiho.

"Ma- Mashiho-" Panggilku sambil terbata.

"Pembunuh! Belum puas lo ngehancurin masa depan gue! Pertama lo nyetujuin penikahan gila ini, sekarang lo bunuh Bunda."

Bugh

Sakit sudah semua tubuh dan perasaanku. Aku masih terduduk di lantai merasakan sakit yang menjalar di tulang belakangku saat Mashiho dengan keras mendorongku.

Tak ada yang menyayangi ku, bahkan suamiku sendiri.

"Wanita bodoh kayak lo yang harusnya mati!" Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan itu, Mashiho berjalan pergi.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Where stories live. Discover now