Pembunuh bayaran - Yoon Jaehyuk

4.7K 628 36
                                    

Hi Teume~~

Sangat berterima kasih kepada kalian semua pembaca setiaku, aku beruntung punya kalian~~

Hari ini aku bawa Jaehyuk buat kalian, semoga kalian suka~~

Aku sayang kalian❤




.





Nama gue Kim (y/n), gue lahir dari keluarga yang kurang beruntung di dunia ini. Karena kecerdasan gue, gue masih bersyukur mendapatkan beasiswa di SMA Orange.

Tak banyak dari mereka yang menggunjing dan menghina gue. Mereka bilang beasiswa itu dari hasil uang spp mereka. Tidak hanya perkataan, mereka terkadang bermain fisik dengan gue.

"Woy, ayah lo pembunuh bayaran kan?" Naeun dan teman-temannya gak pernah berhenti gangguin hidup gue.

"Apa urusan lo?"

"Wah udah nantangin dia." Yeji, benar-benar seperti pembawa kayu bakar. Mulutnya seperti bara api yang siap meledak.

"Tadi malem gue lihat lo jalan sama cowok, lo pasti jual diri kan? Apa duit beasiswa kurang atau emang lo jala-- HA!"

Mereka berteriak saat aku mulai melayangkan tangan ke arah Naeun. Gue gak benar-benar menamparnya, jika itu terjadi sudah pasti dia akan mengadu pada ayahnya.

"Sekali lagi lo berani gangguin gue, gue bakal benar-benar bunuh lo dengan tangan gue sendiri." Bisik gue membuat Naeun memundurkan badannya.

Cepat atau lambat, semua orang akan tahu siap gue dan keluarga gue. Gue gak boleh ceroboh kayak ayah.

Langkahku mantap menuju kantin, setelah menggertak anak tikus rasanya tenggorokan gue butuh suplai minuman.

Setelah sampai disana, gue tersenyum cerah melihat susu pisang yang terpajang di lemari es.

"Ini punya gue."

Seorang laki-laki mengambil susu pisang yang sebelumnya ku lihat, dan menyembunyikannya seperti takut direbut.

"Gue juga mau." Jujur, aku sangat menyukai susu pisang itu.

Dia memicingkan matanya, seolah tak suka mendengar kalimat yang gue ucapkan.

"Ok, kali ini gue ngalah. Lain kali gue gak akan berbaik hati ngasih susu pisang ini ke orang lain." Dia memegang tangan gue dan memberikan susu pisangnya ke gue.

Gue terdiam, kenapa dia gak asing buat gue. Seperi dejavu gue seperti pernah mengalami hal ini.

Belum sempat gue berterima kasih, laki-laki itu sudah berlari pergi bermain menuju lapangan sekolah.

----

Bel pulang sekolah berbunyi memekakan telinga, menandakan waktu pembelajaran telah usai.

Tak banyak rencana yang gue lakukan seperti teman-teman lainnya yang memilih nongkrong, ke mall atau bahkan kerja kelompok. Tak ada yang menganggap gue disini.

Deringan telfon membuat gue tersadar dari lamunan konyol gue.

"Halo, lo dimana? abang tunggu, hari ini two shoot." Ucap bang Jongin membuat gue sedikit ngeri, baru kali ini misinya two shoot.

Jika kalian bingung, istilah itu gue pake buat mengistilahkan jumlah orang yang harus di habisi.

Hari ini gue dan bang Jongin harus membunuh dua kepala. Sebelumnya ayah selalu memberikaan one shoot.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Where stories live. Discover now