Keturunan - Park Jihoon

7.1K 855 77
                                    

Hi i'm back guys~~

Sesuai request ganislee cast kali ini Jihoon~~

Jangan lupa tekan tombol bintangnya guys, i love u❤




.





"Terus kapan kalian mau kasih Mama cucu? Kalian udah 4 tahun nikah, masak belom juga dapet momongan."

Aku memainkan tanganku karena terlalu takut.

"Aku sama (y/n) juga lagi usaha Ma, tapi ya Tuhan belom ngasih amanah buat kita."

"(y/n)? Kamu kapan ngasih Mama cucu? Temen mama udah pada gendongin cucu, Lagian kenapa bisa keguguran sih yang kemaren?"

Lagi-lagi mama mertuaku mengungkit masalah itu lagi. Sungguh menyakitkan berdiri dengan dua kakiku sendiri.

"A-- ak--"

"Ah udah pusing Mama kalo dengerin alasan kamu, Mama pulang." Ucap Mama lalu berlalu pergi dari ruang tamu rumahku dan Jihoon.

"Kalo kamu keguguran lagi, mending kita cerai aja (y/n)."

"Nggak! Gimana bisa kamu ngomong gitu, pernikahan itu sakral mana bisa kamu ngukur arti sebuah pernikahan dari keturunan. Kita masih bisa usaha, kal--"

"Dari dulu juga itu kan yang kamu omongin! Sampe sekarang kamu gak hamil-hamil!"

"Jihoon kamu tahu sendiri rahim aku rentan, itu juga gara-gara Woonyoung!"

"Lagi-lagi kamu nuduh Woonyoung yang nyelakain kamu! Yang gak bisa jaga calon anak kita itu kamu, kenapa nyalahin orang lain!"

"Dia dorong aku, dia nyelakin ak--"

"Stop (y/n)! Jangan ngelimpahin masalah kamu ke orang lain. Kalo kamu tetep gak bisa hamil, aku talak kamu." Dia bukan Jihoonku, Jihoonku tak seperti ini.

Dia bahkan tetap melenggang pergi keluar rumah walau mendengar tangisku yang serasa pilu.

"Aku gak bohong Ji, Woonyoung nyelakain anak kita." Kataku sambil meraba perutku yang rata.

Tangis pilu yang tak pernah di dengar oleh siapapun, bahkan aku yakin iblis sekalipun tak sudi mendengar tangisku.

Ayah dan Ibuku juga lebih memihak Jihoon membuat aku semakin terpukul.

.

.

.

.

.

1 minggu setelah kejadian kemarin, qku masih terua betusaha memulihkan kondisiku. Banyak hal yang biasa aku lakukan saat sendiri, biasanya aku akan memasak atau tidak melukis. Saat aku kembali dari supermarket, kondisi rumahku tidak seperti yang aku lihat terakhir kali.

Namun, suara laknat itu menggema di dalam rumahku. Jihoon dan Woonyoung lagi-lagi melakukan hal hina di rumah ini. Aku lebih memilih membereskan belanjaan ku dan mulai memasak. Sekitar 20 menit aku berkutat di dapur, suara deheman membuatku menoleh.

"Ehm-- sayang pembantu kamu sudah datang ternyata." Teriak Woonyoung sambil tersenyum sinis di hadapanku.

"Kalo udah selesai masaknya masuk kamar, istirahat!" Setelah mengucapkan itu Jihoon berlalu meninggalkanku yang masih berkutat dengan masakanku.

Aku tak mempedulikan mereka berdua, aku hanya ingin memasak dan makan. Akhir-akhir ini aku sulit makan, selalu mu--

"Bener juga, mual dua hari terakhir ini apa jangan-jangan aku hamil?" Monologku, tapi mana mungkin aku hamil.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Where stories live. Discover now