The last blood - Hamada Asahi

4.8K 700 55
                                    

Hi, Teume~~

Judul cerita ini terinspirasi dari hyhnaaaaaaa. Makasih juga buat kalian yang antusias banget di komentar kemarin. Karena yang minta Asahoy lebih banyak, aku bawain Asahoy hari ini buat kalian~~

Terima kasih banyak untuk kalian semua, aku sayang kalian❤



.





"Lo beneran gak mau ikut kita apa? Lumayan anjir buat hiburan." Gue melirik sinis ke arah Felix yang mulai ngaco.

"Kalian gak takut mati apa? Lagian ya polisi udah ngasih garis polisi disana." Ucap gue membuat Yeji merotasi bolanya malas.

"(y/n), please deh jangan kaku-kaku amat jadi orang. Lagian kita kesana cuma bentar kok. Hutan itu kan deket sama villa nya Hyunjin."

"Kita juga rame-rame kan kesananya, apa yang lo takutin sih?" Han mulai ikut mencerca gue.

"Tapi kan polisi udah bilang Lix, kalo pembunuhnya belum ditemuin, bisa aja kan ka--"

"Udah gini aja, lo ikut atau nggak?" Hyunjin memotong ucapan gue membuat gue terdiam. Bukan karena gue gak mau, cuma tempat itu masih bergaris polisi.

Jika kalian masih bingung biar gue jelaskan. Selama satu bulan sudah terdapat 11 wanita meninggal di area hutan tengah kota. Polisi sudah menyelidiki kasus ini tapi masih belum bisa menemukan titik terang tentang siapa pembunuhnya.

Sekarang Felix, Hyunjin, Han, dan Yeji malah mencerca gue dengan berbagai pertanyaan dan mengajak gue mengunjungi tempat bahaya itu.

Gue mengacak rambut gue pelan dan gak sengaja mata gue bertemu dengan Asahi. Anak pindahan yang anti sosial. Dia menatap gue tajam seperti singa kelaparan.

"Woy! Gimana?" Gue berjingkat saat Yeji menepuk pundak gue pelan membuat gue langsung memutus kontak mata dengan Asahi.

"Gue iku--"

Brak

Dentuman kursi terjatuh membuat seisi kelas yang mulanya ramai karena jamkos mendadak hening. Asahi secara tiba-tiba berdiri meninggalkan kelas membuat kursi yang dia duduki terjatuh.

"Anjir, aneh banget sih tu anak! Gak ada ekspresi juga, kayak vampire." Hyunjin membuat ekspresi takut membuat Han, Felix dan Yeji tertawa. Berbeda dengan gue yang masih menatap bingung kepergian Asahi.

----

Hari ini gue sudah berkumpul di rumah Hyunjin, sedikit khawatir karena gue gak meminta izin kedua orang tua gue. Karena kalo gue izin, sudah dipastikan gue gak akan diizinkan.

"Kalo udah lengkap, berangkat sekarang aja yuk, biar nyampe sananya gak kemaleman." Ucapan Felix membuat yang lain masuk ke dalam mobil Hyunjin.

"Nanti jangan ada yang misah ya." Han mulai mempertingati, membuat gue dan yang lain hanya menunduk patuh.

Selama 2 jam perjalanan, keadaan jalan masih lancar. Gue terus menggumamkan do'a, gue harap teman-teman gue selamat.

Sialnya, jalanan yang tadinya lenggang tiba-tiba macet karena adanya kecelakaan.

"Kalo gini, bisa-bisa kita nyampenya malem."

"Jangan khawatir (y/n), ada gue ada Hyunjin, Felix juga, ya gak Han?" Ucap Yeji menenangkan gue.

Benar perkataan gue, pukul 19.00 WIB gue dan yang lain baru sampai di hutan menyeramkan ini.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Where stories live. Discover now