Pilates (2) - Park Jihoon

4.2K 652 31
                                    

Hi Teume kesayangan aku❤

Sangat berterima kasih buat kalian semua yang sudah mendukung cerita aku, dari yang awalnya pembaca cuma bijian sekarang sudah sebanyak ini😢

Berkat kalian cerita ini mendapat peringkat 1 di treasure untuk pertama kalinya. Aku bener-bener bersyukur punya kalian, mungkin kata terima kasih aja gak cukup. Sayang kalian semua❤




.





2 minggu setelah acara gue diusir kak Jihoon dari ruang ekstrakulikuler pilates, gue gak pernah lagi dateng latihan.

Gak tahu bagaimana nanti nasib nilai ekstrakulikuler gue. Gue masih malu sama kejadian kak Jihoon yang tiba-tiba bilang gue berhasil dapetin perhatian dia.

Gue bukan cewek polos. Jelas gue tahu maksud kak Jihoon waktu itu. Hal itu yang membuat gue sangat malu buat ketemu dia lagi. Bahkan gue selalu berusaha dateng dan pulang duluan buat ngehindarin kak Jihoon.

"Ck, buru-buru amat sih? Lo dicariin kak Lisa, 2 minggu ini nilai lo kosong karena lo gak dateng latihan."

"Gak usah lo kasih tau, gue juga udah tau chan!" Jawab gue pada Haechan yang sedang diam melihat gue buru-buru membereskan alat tulis gue.

"Kenapa sih anjir, lo 2 minggu ini kesurupan apa gimana? Dateng pagi buta, pulang paling awal dah kayak jelangkung lo!"

"Gue kayak jelangkung juga gara-gara lo item!" Benar, ini semua gara-gara Haechan, semua ini gara-gara manusia item ini.

"Sini lo! Lo harus ikut ekstrakulikuler kali ini." Sambil berteriak, Haechan terus menarik tangan gue menuju ruang ekstrakulikuler.

"Anj- aw sakit bego!" Lengan gue di tarik kasar oleh Haechan.

"Sekarang belom telat, kemaren kak Jihoon bilang pertemuannya jam 4 sore. Udah temenin gue, jangan bolos mulu lo!" Jantung gue berdetak gak karuan saat Haechan terus menarik tangan gue mendekati pintu ruang ekstrakulikuler pilates.

"Gak mau chan! Plis gue gak mau, gue janji jajanin lo xi boba tapi jangan nyuruh gue ikut ini lagi, ya ya ya!" Gue terus memohon, nihil Haechan gak ngedengerin rengekan gue dan terus menarik tangan gue.

Sialnya pintu ekstrakulikuler cuma ketutup setengah membuat dorongan Haechan berhasil membuat gue masuk dan terjatuh dengan posisi membelakangi teman-teman ekstrakulikuler yang sudah duduk rapi.

"Kalian ngapain bercanda disini! Kenapa masih belom gan--"

"Ih jorok njir bocor"

"Ewh"

"Gue malu pasti kalo jadi dia"

Kak Jihoon berhenti ngoceh membuat gue bisa mendengar bisikan teman-teman gue.

Apa yang bocor? Apa atapnya bocor? - batin gue sambil menatap langit-langit.

Gue hendak berdiri namun seseorang menempelkan badannya ke arah gue. Gue mau berbalik tapi orang itu menahan gue, dan malah memasangkan jaket ke pinggang gue.

"Gimana bisa lo gak tau kalo tembus sebanyak ini?" Ucapan seseorang yang gue kenal membuat gue membolakan mata.

"Lari ke kamar mandi, gue bawain pembalut nanti." Tanpa pikir panjang gue langsung berlari menuju kamar mandi dekat ruang ekstrakulikuler pilates, membiarkan Haechan yang masih cengengesan melihat gue.

"Bener-bener titisan dakjal tuh anak, liat aja gue sunat titidnya sampe habis." Gue terus berlari sambil mengacak rambut gue. Buat apa 2 minggu ini gue sembunyi dari kak Jihoon kalo akhirnya ampas gini.

----

Tok tok tok

Ketukan pintu dari luar membuat gue sedikit terjingkat karena kaget.

"(y/n), lo di dalem?"

"Taro di depan aja kak, nanti saya ambil." Mau taro mana muka gue setelah ini. Haechan sialan emang.

"Oke, kalo ada apa-apa teriak aja." Gue tetap mengangguk walau tahu kak Jihoon gak akan tahu anggukan gue.

Setelah merasa kak Jihoon sudah gak disana, gue membuka pintu untuk mengambil tas kresek kecil yang kak Jihoon kasih.

"Aduh, kenapa ada sayapnya sih! Gue gak nyaman kalo make ini." Ucap gue lemas, gue paling risih memakai pembalut bersayap. Gue yakin bukan cuma gue yang ngerasa gitu.

Setelah 15 menit berkutat di bilik kamar mandi. Gue memutuskan keluar sambil tetap make jaket yang kak Jihoon pasang.

"Gue harus cepet balik, kalo ngg--"

"(y/n)!" Gue menepuk jidat pelan dan mempercepat langkah gue.

"Mampus gue, tamat riwayat gue!"

"Stop!" Kak Jihoon menghadang jalan gue, membuat gue berlari. Sayangnya cekalan tangan kak Jihoon secepat cahaya matahari, membuat gue gagal kabur.

Puji kerang ajaib, tolong gue - batin gue.

"Kenapa lari sih? Emang gue setan apa!"

"Maaf kak, saya mengundurkan diri dari ekstrakulikuler pilates. Saya mau ikut paduan suara aja."

"Siapa?"

"Say--"

"Siapa yang nanya?" Skakmat, mampus gue sekarang.

Gue berpaling, mengalihkan pandangan gue dari tatap kak Jihoon yang mulai mengintimidasi.

Gue berpaling, mengalihkan pandangan gue dari tatap kak Jihoon yang mulai mengintimidasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangin aja Jihoon lagi natap (y/n) yang nunduk mulu)

"Gue terima pengunduran diri lo dari ekstrakulikuler pilates. Tapi lo gak bisa terima pengunduran diri lo dari pandangan gue."

"HAH!"

"Lo tunggu gue disini, gue anter lo pulang. Sekalian gue mau ketemu abang lo." Usapan tangannya di kepala gue membuat jantung gue berdetak gak karuan.

"Ya dewa, mimpi apa gue semalem bisa di jedor kak Jihoon gini?" Monolog gue sambil mencubit kecil pipi gue, berharap ini bukan mimpi siang bolong.


.

Maaf baru bisa balik lagi guys~~

Aku harap kalian masih sabar menunggu ya, terima kasih juga buat dukungan kalian semua. Aku gak bisa sebutin satu-satu, tapi sungguh aku berterima kasih buat kalian yang sudah nemenin work ini dari 0 sampai sekarang.

Buat teume yang suka dengan cerita ini dan mau donasi buat aku boleh banget, apresiasi kalian bisa bikin aku nambah semangat lagi buat bikin cerita di link bawah ini

https://sociabuzz.com/aedelyteume/tribe

I love you❤

Aku sayang kalian❤

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang