Mainan - Park Jeongwoo

4.4K 617 58
                                    

Hi, Teume~~

Karena komen kemaren banyak Jeongwoo? So hari ini bawain kalian Jeongwoo nih. Yuk yuk siapa yang minta Jeongwoo kemaren?

Udah siap ngehalu kan, yuk ngehalu bareng. Jangan lupa vote dulu, aku sayang kalian💖




.




"(y/n), bisa bantu Ibu anter kue-kue ini ke warung Bu Wati, sekalian kamu berangkat kuliah ya."

"Iya Bu. Loh, ini cuma satu box aja?" Aku kembali bertanya, tidak biasanya ibu membuat kue sedikit. Biasanya Ibu akan membuat 3-4 box untuk di titipkan ke warung Bu Wati.

"Kemaren banyak kue yang gak laku, ibu kasih ke orang-orang di jalan. Jadi modalnya belum balik dan ibu cuma bisa buat segini aja."

Aku termenung, kembali menyalahkan keadaan yang ada. Jika saja Ayah tak memiliki banyak hutang dan meninggalkan Ibu. Ini semua mungkin tak akan terjadi.

"Semester depan (y/n) mau ngajuin pengunduran diri ke kampus, (y/n) mau kerja aja, kalo ka--"

"Nggak, kamu gak boleh berhenti kuliah. Ibu masih bisa biayain kamu."

"Maaf, maafin (y/n), selama ini (y/n) belum bisa bahagiain Ibu. (y/n) selalu nyusahin Ibu."

"Justru Ibu yang minta maaf. Ibu belum bisa nyenengin kamu dari dulu." Aku menggeleng, tanda tak setuju tentang apa yang Ibu ucapkan.

"Aku seneng kok, dari dulu Ibu udah cukup ngebahagiain aku. Ibu mau melahirkan dan ngerawat aku sampai kayak gini udah lebih dari cukup ngebuat (y/n) bahagia." Usai kalimatku aku mencium punggung tangan Ibuku dan berangkat ke kampus dengan membawa box kue yang Ibuku buat.

Aku mengayuh sepeda pemberian Ibu saat ulang tahunku ke 17 tahun. Saat semua anak seumuranku menaiki motor mewah mereka.

Setelah sampai di warung Bu Wati, aku sedikit kecewa karena warungnya tutup.

"Kenapa tutup? Biasanya Bu Wati selalu buka." Aku memutar pikiranku, kalau kue-kue ini gak laku lagi Ibu gak akan bisa jualan lagi kedepannya.

"Kalo gitu aku jualan di kampus aja, pasti banyak yang suka." Aku tersenyum, seakan baru saja memikirkan ide briliant.

----

Sesampainya di kampus, aku memarkirkan sepeda kayuhku di antara sepeda kayuh lainnya. Sepedaku jelas berbeda dengan sepeda teman-temanku yang lainnya. Milik temanku jelas lebih bagus karena milik mereka keluaran terbaru, dibanding milikku yang hanya bekas.

Aku melangkahkan kaki menuju kantin kampus, berharap Ibu kantin mau menerima titipan kue ku.

Sret

"Wih, kayaknya enak nih."

"Kembaliin!"

"Gak mau!"

"Park Jeongwoo, balikin!"

"Ambil aja sendiri kalo lo bisa."

Aku berusaha mengambil box yang Jeongwoo ambil, tapi dengan jahatnya dia melemparkan box itu ke atas dan membuat seluruh kuenya bercecer ke lantai.

"Ups, maaf gue gak sengaja." Aku memandang Jeongwoo yang masih berdiri seperti merasa tak bersalah.

"Bukankah ini terlalu keterlaluan?" Mataku mulai berkaca. Bagaimana tidak, kue yang aku harapkan akan laku hari ini malah dengan naasnya berceceran ke lantai.

"Lo yang keterlaluan! Lo bilang mau gantiin sepatu gue yang ketumpahan soto."

"Aku udah bilang aku bakal ganti! Aku bakal ganti kalo aku udah ada uangnya. Aku juga udah nawarin cuci sepatu kamu, tapi kamu nolak!" Aku berteriak dan membuat beberaapa anak lain memandangku menyedihkan.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang