Passer montanus - Park Jihoon

4.4K 621 45
                                    

Hi Teume, akhirnya bisa balik lagi nyapa kalian~~

So sorry banget karena akhir-akhir ini lagi dimasa buntu dan kurang inspirasi. Maka dari maaf benget kalo aku telat bawain Jihoon hari ini~~


.



Pernahkah kalian merasakan sepi? Tak ada kebahagaian, bahkan ketika semua orang memuja kalian.

Kini aku merasakkannya, jiwa kesepian yang tertanam namun tak bisa terpancarkan keluar karena kebohongan. Aku lelah melakukan ini-itu yang bukan keinginanku. Aku lelah mengikuti semua mau mereka menganggapku bisa dan layak tapi mereka tak paham kondisiku.

Aku juga lelah, aku ingin mencari kebahagiaanku sendiri. Layaknya burung gereja yang bebas terbang kesana kemari.

"Huft." Aku menghela napas, sudah 2 jam lebih aku mematikan ponselku, berharap manager bahkan keluargaku tak menemukanku.

Berdiam diri di taman kota yang ramai dengan bocah-bocah kecil yang berlarian dan kedua orang tua yang terlihat lelah karena mengikuti larian anak mereka.

Bahkan aku yakin, orang tua ku tak pernah seperti itu. Akan lebih mudah bila menyerahkahku untuk diasuh baby sitter.

Aku terdiam sejenak, memikirkan betapa tak bahagianya masa kecilku. Sambil memainkan kaki secara acak, aku melihat badut-badut kota menghibur bocah-bocah kecil yang tadi berlarian membuat kedua orang tua mereka sedikit bernapas lega.

Kenapa dia sebahagia itu padahal pekerjaannya hanya menjadi badut? Berbeda denganku, aku aktris dan model terkenal, tapi kenapa aku tak bisa bahagia sedikitpun?

Aku Ahn (y/n), aktris dan model terkenal di tahun ini. Banyak sutradara yang sering menghubungiku membintangi drama-drama terkenal dengan aktor-aktor tampan.

Melihat badut itu menyudahi pertunjukannya, entah kenapa kakiku berjalan ke arahnya, seperti magnet kutub selatan yang menarik magnet kutub utara. Aku duduk disebelahnya, namun ia hanya tersenyum.

Apa karena masker dan topi yang kugunakan ia jadi tak tahu kalau aku aktris terkenal?

Aku melepas masker dan topi yang kugunakan. Namun lagi-lagi ia hanya tersenyum, sepertis orang bodoh.

"Kau tak mengenaliku?" Tanyaku membuatnya menautkan kedua alisnya.

"Awalnya aku ragu, tapi sepertinya kau memang aktris terkenal itu." Aku menatapnya lamat-lamat.

Laki-laki ini tampan, hanya saja sedikit tidak terawat. Mungkin karena pekerjaannya yang membuatnya seperti ini.

"Woah itu bukannya model yang mau nikah sama kakek-kakek tua yang kaya raya itu?" Teriakan seseorang membuatku menoleh.

Benar, masker dan topiku sudah terlepas dari tempatnya, hal itu yang membuat beberapa orang sekarang menyadari keberadaanku.

Dengan segera aku mengambil kartu namaku dan menyerahkan pada badut laki-laki yang duduk di sebelahku.

"Tolong aku, aku ingin keluar dari dunia gelap ini." Setelah menyerahkan kartu namaku, aku berlari meninggalkannya bersama orang-orang yang sedikit heboh karena kehadiranku.

----

"Kau kan sudah biasa seperti ini, laki-laki tua itu hanya sesembahan untuk kepopuleranmu!"

"Cukup Ayah!"

Plak

Tamparan ayah menggema di ruangan riasku. Memang benar, kepopuleranku tidak instan. Banyak nyawa manusia melayang karena menjadi sesembahan untuk kepopuleran bahkan kecantikanku.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Where stories live. Discover now