Bonus Chapter

517 85 16
                                    

Hai, gue Fenly. Kalian pasti nggak asing sama nama Fenly di Tentang Kita. Seseorang yang dideskripsikan sebagai seorang dokter muda dan pintar.

Ini sedikit cerita tentang gue. Dibaca, ok. Kasihan tuh yang udah buat, kalau nggak dibaca.

Kata De, dia bakalan unggah satu bonus aja. Cuma ini.

***

“Fenly Christovel.”

Yang disebutkan namanya tidak juga menaiki panggung. Panitia sudah menyebutkan nama lengkap Fenly dua kali.

Ketika panitia akan memanggil kembali, seorang laki-laki dengan baju batiknya datang menaiki panggung tersebut.

Lulus sebelum waktunya. Perasaan Fenly sangat campur aduk. Dia harus meninggalkan teman-teman seangkatannya duluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.

Seharusnya, tahun ini Fenly merasakan kebahagiaan karena dirinya naik kelas 11. Tapi karena prestasinya yang luar biasa, Fenly harus lulus hari ini berbarengan dengan kakak kelas dua tahun di atasnya.

Dijabarkan agar tidak bingung. Fenly itu anak cerdas. Ketika dia menduduki kelas 8, sekolah memberikan keistimewaan untuknya atas prestasi yang Fenly punya. Baru saja genap satu bulan kelas 8 dia sudah naik kelas dan bergabung dengan kakak kelasnya di kelas 9.

Dan hal itu terjadi lagi di SMA. Ketika kenaikan kelas, saat Fenly kelas 10 dan seharusnya naik ke kelas 11, Fenly langsung dinaikan ke kelas 12. Saat duduk di kelas 10, Fenly sudah bisa mengerjakan soal-soal dan paham materi kelas 12. Sedikit tidak masuk akal, tapi itu nyata. Otak Fenly memang secerdas itu.

“Peraih nilai Ujian Nasional tertinggi se-Indonesia. Keren banget temen gue.”

Setelah turun dari panggung, Fenly langsung disambut teman-teman satu kelasnya. Semua bangga, satu sekolah bangga.

“Puji Tuhan, Kak Shandy Maulana,” ujar Fenly sembari membungkuk ke arah temannya yang bernama Shandy.

“Jijik gue lo manggil kakak.”

“Tapi, tetep Kak Shandy lebih tua tiga tahun dari saya, Kak.” Fenly menjeda ucapannya. “By the way, thank u so much! Kalian udah nerima gue di kelas. Gue kira dulu bakalan dibully sok pinter,” kekehnya.

“Kita nggak sejahat itu, Sahabat,” celetuk Ricky.

Ko tenang saja, sa sangat senang bisa berteman dengan orang pintar seperti ko,” kata Gilang membawa logat timurnya.

Hari ini mereka merayakan kelulusan dengan makan-makan di rumah Fenly. Katanya sekaligus perpisahan juga karena mereka harus melanjutkan pendidikan mereka.

Harunya di sini. Kenapa, setiap pertemuan pasti harus ada perpisahan? Tapi jangan sedih, karena dari perpisahan akan menumbuhkan kerinduan dan mendatangkan pertemuan kembali.

Sa sudah daftar ke kampus yang sa mau, dan sa mengambil sarjana pendidikan,” ujar Gilang ketika sedang mengolesi sosis dengan saus.

“Gimana?” tanya Fenly.

“Hasilnya? Jelas sa lolos.”

Semua mengucapkan selamat kepada Gilang.

“Gue mencium bau-bau calon guru BK, karena pas kita sekolah lo langganan Pak Gunawan banget, Lang!” celetuk Ricky. Hilang sudah nilai religius di dirinya kalau sudah meledek teman.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang