Chapter 28 | Ada yang Pergi

604 115 54
                                    


Jangan salah fokus sama tittle part 🙂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan salah fokus sama tittle part 🙂

Perasaan baru kemaren deh publish, masa sekarang publish lagi :(

____________________

Hal paling menyakitkan dan meninggalkan luka terhebat sebenarnya itu apa? Apa ada yang punya jawaban, "Ditinggalkan"? Memang itu jawabannya. Dengan tiba-tiba serpihan yang dinamakan luka itu datang semaunya. Setelah itu, kepergiannya menggoreskan sayatan-sayatan membekas dalam yang enggan dan susah untuk ditawarkan dengan obat. Ada, obatnya, yaitu temu atau kembalinya.

Fajri memeluk Farida sambil menangis. Dengan kolor berwarna putih yang ia kenakan, Fajri tidak berhenti mengeluarkan kristal matanya. Berharap semua ini cuma mimpi dan ia berharap segera terbangun dari mimpi buruknya ini. Menjalani hari dengan baik-baik saja. Tapi ini nyata, bukan mimpi dan bukan halusinasi.

Mendengar kabar mengejutkan-, oh bukan. Menggemparkan dari Farida tersebut membuat hati Fajri tergores sampai menimbulkan luka bertubi yang bukan main. Membuat seolah-olah separuh napasnya hilang, separuh semangatnya melebur. Pertahanan dirinya seolah runtuh. Tidak mungkin! Fajri tidak percaya, sangat tidak percaya. Semua bohong. Ia ingin segera bangun, sungguh.

"Ji, udah. Ikhlasin, ya!" kata Farida seraya ngusap punggung anak bungsunya. Mencoba menguatkan cowok jaim tersebut. Tapi, bukannya tenang Fajri justru semakin terisak bahkan suara tangisnya kini mengencang.

Coba pikir, siapa yang terima begitu saja ditinggalkan oleh sesuatu yang disayang? Sesuatu yang di jadikan salah satu prioritas hidupnya. Siapa yang tidak terpukul, siapa yang rela, siapa yang tidak akan menangis?

Nissa muncul di tengah-tengah acara duka tersebut. Dengan mata yang berair Nissa meyorot mata Fajri dihiasi bibirnya yang bergetar menahan tangis. Setelahnya Nissa menumpahkan segala perasaannya lewat air mata tersebut. Deraiannya mengalir deras di kedua pipinya.

Menyadari ada kehadiran Nissa di sana seperti itu, Fajri melepaskan tubuhnya dari pelukkan Farida dan langsung menghambur beralih memeluk Nissa. Ini membuat tangisan Nissa mengencang dan semakin menjadi-jadi.

"Gue nggak nyangka ditinggal secepat ini, Ji!" lirih Nissa dengan ingus yang mulai bercucuran, ia mengusel-ngusel cairan itu ke baju milik Fajri. Iwh, jorok sekali Nissa! Tapi Fajri tidak peduli dengan perlakuan Nissa tersebut.

"Kita sama-sama kehilangan, Nis. Kita harus kuat!" ujar Fajri berusaha memberikan semangat untuk Nissa dan tentunya untuk dirinya sendiri. Walaupun itu sulit. Mereka berdua harus tetap melanjutkan hidupnya.

"Tapi gue gak mau ditinggalin. Dia pergi, Ji, pergi!"

"Iya. Kita harus terima ini semua, Nis."

"Gue masih pengen dia ada di sini. Di samping gue, di samping lo, di samping kita."

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Where stories live. Discover now