Chapter 07

1K 272 225
                                    

Pernah ngerasain dikecewakan? Rasanya gimana? Atau pernah membuat seseorang kecewa?

oOo

Fajri sudah menguap beberapa kali mendengar ceramahan guru yang sedang membacakan buku paket sejarah yang sangat tebal. Bingung kenapa guru yang satu ini masih memakai metode lama dalam pembelajaran. Ini membuat Fajri jenuh dan malas untuk mendengarkan. Setelah ini pasti sang guru memberi tugas "merangkum", dan setelah selesai guru tidak memeriksanya sama sekali. Kebiasaan guru yang tidak bertanggungjawab seperti itu sebenarnya yang membuat siswanya mengekang.

Jam terakhir pelajaran seperti ini merasa didongengkan. Fajri membuat tumpuan dengan tangannya dan menenggelamkan wajahnya, dan ... rambut depan ia ikat menggunakan karet gelang. Satu lagi, kupingnya ia sumpal dengan earphone, lebih parahnya ia mengabadikan muka dengan kamera ponselnya sebelum ia benar-benar terlelap, Fajri ....

 Satu lagi, kupingnya ia sumpal dengan earphone, lebih parahnya ia mengabadikan muka dengan kamera ponselnya sebelum ia benar-benar terlelap, Fajri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tuk!

Spidol melayang dan berhasil mendarat di meja Fajri, ralat tapi mengenai kepalanya. "Ahmad Maulana Fajri! Kamu tidur saat pelajaran saya?!" Suara Pak Ricky menggema di penjuru kelas. Dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, ia menatap Fajri geram seperti predator yang akan memangsa buruannya. Bukan hanya Fajri yang kaget tapi seluruh kepala yang ada di dalam kelas sukses di buat menganga.

Fajri mengangkat kepalanya. "Gak tidur, Pak. Cuman tidur-tiduran doang," elaknya menjawab dengan enteng.

"Kamu dari tadi dengerin musik? Gak dengerin penjelasan saya?" Pak Ricky melihat earphone yang masih menempel di lubang telinga Fajri.

"Ini mati, Pak, buktinya saya denger barusan Bapak negur saya tidur."

"Tuh, kan, bener kamu tidur."

"Bukan itu maksud saya—."

"Keluar! Kerjakan soal halaman 529!" Bisa membayangkan, kan, gimana tebalnya buku tersebut sampai lebih dari lima ratus halaman?

"Sebentar lagi bel pulang, Pak." Fajri tidak mau kalah, seperti sedang berdebat saja.

"Keluar Ahmad! Bawa buku paket kamu!"

Akhirnya Fajri pun mengikuti perintah gurunya. Ia membawa buku-bukunya keluar. Fajri sebal dengan Pak Ricky, kenapa guru tersebut selalu memanggilnya Ahmad, padahal Fajri tidak suka dengan panggilan itu.

"Sebentar," kata Pak Ricky setelah Fajri di ambang pintu. " Masalah politik apa yang dihadapi Sriwijaya?" tanyanya. Loh, Pak Ricky ini kenapa? Fajri sangat ingat ini pelajaran kelas sepuluh.

"Serangan Raja Chola dari India ... abad dua belas Masehi," jawab Fajri pasti. Fiki mengacungkan jari jempolnya sambil tertawa kecil. "Bapak kenapa ngetes saya pelajaran kelas sepuluh? Saya masih ingat, Pak." (Maaf kalo salah.)

Gak kayak bapak yang udah pikunan, katanya dalam hati. Fajri, Fajri, padahal Pak Ricky salah satu guru muda di Kencana.

***

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Where stories live. Discover now