Chapter 10

925 235 176
                                    

Happy reading.
Jangan sungkan ngasih kritik sama saran, okay?

***

(Fajri)

Jangan dilihat terus, gak baik buat jantung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan dilihat terus, gak baik buat jantung.

oOo

Hari Minggu tiba, Nissa bersorak hari ini ia akan menonton mini konser X-Cite. Berbeda dengan Fajri dan April yang sepertinya datar-datar saja. X-Cite nama boy band yang sedang naik daun, dengan lima member yang ganteng-ganteng, kece, dan tentunya jomblo. Jadi semua fans merasa bebas untuk menggebet dan menghalukan. Fauzan menjadi salah satu member yang bergabung, kalau kata orang Bandung member pang kasepna. (Pang kasepna = paling ganteng.)

Siang ini cuaca sangat terik—seperti biasa. Ditambah jalanan Bandung yang macet membuat siapa saja merasa gerah. Apalagi kalau ditambah melihat mantan jalan sama gandengan barunya, bukan gerah body lagi, tapi gerah sampai ke hati. Siang hari seperti ini jalanan memang sedang macet-macetnya.

Untung saja sekarang Fajri, Nissa, dan April terjebak macet di dalam mobil. Jadi tidak harus panas-panasan. Kalau saja mereka menggunakan motor, dan Nissa ada diboncengan April. Mungkin Nissa sudah banyak mengomel ini dan itu yang kena feedback omelan balik dari April. Kalau Nissa ada diboncengan Fajri, mungkin sudah terjadi perdebatan unfaedah yang menggemparkan ala Nissa dan Fajri.

"Haaa! Lampu merah di mana-mana. Itu lagi bis, bacaannya naik bis aja biar gak bikin macet. Jelas-jelas yang bikin macet, tuh, bis!"

Nah, kan, Nissa ... Nissa. Tapi ada benarnya juga, biasanya bis itu sendiri yang bikin macet. Dengan cara berhenti di mana saja misalnya. Memang kalau membahas angkutan kota, atau umum tidak akan ada habisnya.

"Sabar dong, Nis, namanya juga jalanan umum, bukan jalan milik nenek moyang lo," ujar Fajri.

Nissa menarik rambut Fajri. "Nyebelin!"

"Galak, pantesan belum ada yang mau sama lo," ledek Fajri menyeringai.

Mata Nissa membulat. "Enak aja! Yang mau sama gue banyak kali! Tiap hari ada yang mohon-mohon buat jadi pacar gue!" Fajri menutup kupingnya, tidak tahan mendengar suara Nissa yang sebelas duabelas dengan suara knal pot motor rusak.

"Iyain, ah, biar seneng," ucap Fajri pura-pura mengalah. "Bisa nggak, sekali aja lo diem kayak si April. Adem gitu liatnya." Fajri mendongak ke kursi belakang. Ada April dengan sedikit senyumannya yang seperti biasa selalu meyaksikan aksi mereka berdua.

"Gak bisa!" Nissa melipat tangannya. Setelah itu Nissa masih tidak berhenti bicara, masih berceloteh seperti burung beo. Mungkin mulutnya bisa berhenti kalau di sumpal menggunakan ulekan cobek yang dipakai ibu kantin untuk membuat bumbu ayam geprek.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Where stories live. Discover now