Chapter 22

590 111 71
                                    

_______________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______________________________

YEAY! Hari ini tanggal 9 Desember 2020 tepat hari jadi UN1TY yang pertama. Yep, satu tahun. Happy anniversary buat UN1TY. YouN1T akan dan selalu support kalian. Sampai titik sejauh ini perjuangan kalian itu luar biasa banget 💙. Khususnya aku, aku bangga jadi bagian dari YouN1T hehe.

Kalian baca Tentang Kita sejauh ini, tapi belum tahu UN1TY? Bener-bener ... langsung meluncur Instagram @un1ty_official sama YouTube 1ID Music, yaaa! Kalau udah jatuh cinta kasih kabar, hehe. Ditunggu status jadi YouN1T-nya. 🌹

Hari ini aku double up, loh. Eh, tiga deng. Langsung baca aja. Silahkan tinggalkan komentar dan jangan lupa tekan bintangnya sebagai bentuk dukungan.

Maaf bikin notes di awal.

Kapan dan di mana pun kalian baca ini. Makasih, kalian orang baik.

oOo

"Turutin keinginan gue, kali ini aja. Bisa?"

"Ya, udah."

Setelah perdebatan yang bertele-tele, akhirnya April mengalah untuk tidak membawa motor sendiri. Ia mengikuti keinginan Fajri untuk dibonceng oleh Fajri. Dan sekarang mereka sudah berada di tempat yang mereka jadikan tujuan ... yang entah keperluan apa yang Fajri inginkan.

"Entah udah berapa kali, ya, Ril, kita duduk di atas sini cuma berdua? Sambil lihatin Nissa duduk di sana sendiri sambil cemberut." Fajri menunjuk kursi kayu di bawah rumah pohon sambil terkekeh. "Kadang ngomong sendiri ngadu ke snapgram, videoin kita di sini dari sana," lanjut Fajri masih dengan kekehannya.

Sedikit aneh, karena Fajri membuka percakapan dengan nada yang berbeda, tidak seperti biasanya. Terdengar lucu di telinga April.

April hanya tersenyum seraya mengayun-ayunkan kakinya memandang arah yang ditunjukkan Fajri. Tempat ini cukup tinggi, dan mungkin tempat serta pohon tertinggi di kebun pinus di sini. Rumah pohon yang menghadap ke arah selatan memamerkan cahaya-cahaya lampu yang bertabur dari Kota Kembang.

Sesuai permintaannya kepada April, malam ini Fajri mengajak April mengunjungi rumah pohon mereka yang terletak di kawasan Lembang. Di jarum jam yang menujukkan pukul sepuluh malam, saat kota Bandung sedang dingin-dinginnya. Apa Fajri sudah gila? Mengajak seorang perempuan malam-malam ke tengah hutan? Bagaimana kalau April mengalami hipotermia? Okay, itu terlalu berlebihan.

Tapi, menurut Fajri ini satu-satunya cara agar Nissa tidak mengikutinya, pasalnya Fajri butuh bicara empat mata dengan April. Entah sepenting apa pembicaraan tersebut sehingga seorang Nissa tidak boleh tahu. Karena mulut Nissa ember? Bisa jadi.

"Pernah baca novel atau cerita yang temanya suka sama sahabat sendiri?" tanya Fajri setelah hening karena sedari tadi April hanya memainkan kakinya yang menjuntai ke bawah.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Where stories live. Discover now