Chapter 35

538 113 94
                                    

Pelan-pelan aja bacanya, ya! Happy reading.

________________

Di bawah sinar matahari yang terik, dua orang laki-laki saling menatap sengit. Perhalan Farhan membenarkan kerah kemeja Fajri lalu menepuk pundaknya, meremehkan. Bibirnya tersenyum sinis kepada Fajri.

Semalam, Fajri ingin mengejar Farhan. Tapi, Farhan sudah hilang entah ke mana. Jadinya, siang ini di jam istirahat kedua saat kebetulan Fajri melihat Farhan sedang berjalan ke kantin, Fajri menarik paksa tubuh Farhan menuju rooftop. Hal itu membuat murid-murid di sekitarnya memandang penuh tanya.

Napas Fajri memburu. Satu bogem mentah mengenai rahang Farhan membuat Farhan tersungkur kebelakang. Tidak terima Farhan membalas dengan meninju balik Fajri membuat sudut bibir Fajri berdarah. Belum puas, Farhan meninju perut Fajri.

Emosi Fajri semakin membludak, tanpa basa-basi ia melawan Farhan dengan bringas, terus memukuli Farhan tanpa ampun. Sekarang Farhan ada di bawah Fajri, Fajri menginjak tangan kanan Farhan dengan kaki kirinya. Kerah baju Farhan ia cengkram sekuat mungkin, pukulan keras beberapa kali mengenai wajah Farhan membuat Farhan babak belur.

"Cowok gila main nyeret orang terus nyerang gitu aja, banci!" ledek Farhan.

"Lo yang banci. Beraninya lo mainin Nissa lagi," sarkas Fajri.

"Dia yang bego mau-maunya percaya sama gue." Farhan menahan tangan Fajri yang hendak memukul bagian hidungnya.

"Anj*ng, lo! Cowok berengsek," umpat Fajri sembari melayangkan pukulan di hidung Farhan.

Farhan tidak mau kalah, dia juga berusaha untuk menghindari pukulan bertubi dari Fajri. Dengan cekatan Farhan menangkap tangan Fajri lalu memutar posisi jadi Fajri yang ada di bawahnya.

Karena Fajri memiliki ilmu beladiri, akhirnya ia bisa membalikkan posisi awalnya lagi. Fajri kembali memukul pelipis Farhan.

Farhan tidak bisa melawan, ia hanya pasrah. Berusaha melawanpun tidak bisa, Fajri terlalu kuat seperti orang kesetanan. Lagi pula Farhan berantem itu hanya sekedar berantem, tanpa ada ilmu apa pun.

"Aji, udah! Ji, stop!" teriak seseorang melengking terbawa angin.

Orang itu menghampiri dua laki-laki di hadapannya dengan muka jengahnya. Kemudian menarik paksa Fajri menjauhkannya dari Farhan.

"Lo apa-apaan, hah?!" teriak Nissa kepada Fajri dengan mata merahnya. Nissa menghampiri Farhan, menatapnya kasihan.

"Gue ngelakuin ini demi lo, Nis. Dia itu-"

"Apa? Dia apa?!" tanya Nissa sembari berteriak. Nissa mendorong tubuh Fajri agar menjauh.

"Nis! Dengerin gue-"

Satu tamparan mendarat di pipi Fajri. Tangan Nissa sedikit bergetar, sedangkan Fajri mematung merasakan pipinya yang panas.

Benar-benar tidak menyangka dengan perlakuan Nissa. Hati Fajri mencelos, ia meraba bekas tamparan Nissa.

"Pergi! Gue muak lihat muka lo. Pergi dari sini!" usir Nissa memarahi Fajri dan kembali mendorong tubuh Fajri. Nissa berjongkok memangku kepala Farhan membantunya bangkit.

"Nis, lo—"

"Pergi!"

Fajri mengepalkan tangannya, giginya mengertak, rahangnya mengeras. Matanya menyorot Farhan dengan tajam. Dengan emosi yang masih tinggi, ia pergi meninggalkan Farhan dan Nissa di rooftop.

Farhan balik menatap Fajri dengan senyuman licik yang tercetak di wajahnya. Kali ini dia memang kalah berkelahi, tapi menang dalam mendapatkan perhatian Nissa.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Where stories live. Discover now