Chapter 08

963 287 189
                                    


Tekan bintang dulu sebelum baca, :).

oOo

Fajri merebahkan tubuhnya sembari menatap langit-langit kamar. Merasa bosan ia mengambil gitar yang sudah lama ia anggurkan. Terakhir kali ia memainkannya saat kelulusan kakak tingkatnya di sekolah saat ia kelas sebelas. Berduet di atas panggung bersama kakak tercinta.

Ya, saat itu hari kelulusan Fauzan—Kakak satu-satunya— yang sekarang sedang merintis karir menjadi musisi tanah air. Fajri jadi ingat dulu yang mengajari ia bermain gitar adalah sang kakak, guru sekaligus teman bernyanyi, dan Fauzan selalu mengomelinya ketika ia salah memegang cord atau kunci. Atau ... Fauzan yang selalu merecokinya ketika sedang bermain dengan April dan Nissa.

"Gue jamin, deh, suatu saat lo pasti bakalan suka sama salah satu dari mereka. Tunggu aja brother tanggal mainnya," kata Fauzan kala itu dengan alis yang dinaik turunkan.

"Oke, kita lihat siapa yang menang." Fajri jadi merindukan sang kakak, sudah lama ia tidak bertemu.

Tidak dipungkiri, sebernarnya perkataan kakaknya waktu itu menjadi cambuk untuk Fajri. Well, dan sekarang Tuhan telah mengabulkan perkataan Fauzan. Fajri menaruh hati kepada salah satu sahabatnya.

"Gak boleh ada yang saling suka diantara kita, apalagi terjebak cinta segitiga. Itu rumit."

Dia sendiri yang mengatakan itu, alasan ia berbicara seperti itu karena ia tidak mau sahabatnya merasakan perasaan yang tidak semestinya tumbuh didiri mereka. Bukan hanya rumit melainkan sulit. Fajri tidak mau sahabatnya merasakan apa yang ia rasakan, cukup ia saja, jangan April ... jangan Nissa.

Tidak ada yang bisa mengatur perasaan suka seseorang harus kepada siapa hati jatuh, bersimpuh dan berlabuh. Semua berjalan dengan semestinya, permainan semesta memang tidak pernah main-main.

Fajri mengangkat gitar ke pangkuannya, perlahan menaruh jarinya di atas senar dan memainkannya. Petikan indah yang ia mainkan menghidupkan malam yang sunyi jadi berbunyi. Ia menyanyikan chorus lagu Calum Scott yang berjudul You Are the Reason dengan mata yang ia pejamkan.

I'm climb every mountain ....

And swim every ocean ....

Just to be with you ....

And fix what i've broken ....

Ooh ... cause i need you to see ....

That you're the reason ....

Pernah, ia menyanyikan lagu ini saat pensi sekolah, semua anak perempuan berteriak-teriak histeris dan ada juga yang sambil menyebutkan namanya.

Sebentar, ada yang aneh, kalimat terakhir yang Fajri nyanyikan ... ia mendengar ada yang mengiringinya. Fajri membuka mata, pandangannya refleks ke ambang pintu. Fajri tidak mengunci kamarnya, pintu terbuka dan di sana terdapat seorang pria dua tahun lebih tua darinya sedang berdiri sambil tersenyum ke arahnya.

Buru-buru Fajri langsung menghampiri dan memeluk pria tersebut. "Kapan pulang, Bang? Dan dari kapan lo di sini?" tanyanya antusias. "Tau aja kalo gue lagi kangen sama lo." Fajri melepas pelukkannya.

"Barusan, mau langsung masuk ke kamar, eh, gue denger ada petikan gitar. Gue samperin tuh bunyi," balas Fauzan. Ya, salah seorang yang sedang Fajri rindukan. "Ayah sama Bunda kemana, Ji?" tanyanya seraya masuk ke kamar Fajri.

"Nge-date, rindu masa muda kali, haha ...."

"Gue bawa kue bandros masih anget. Ke bawah, yuk?" ajak Fauzan.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Where stories live. Discover now