Prologue

10.1K 704 12
                                    

.
.
.
.
Happy Reading
🍁🍁🍁

E

ntahlah, Ini bukanlah cerita tentang dosen yang menikah dengan mahasiswanya, bukan juga tentang ustadz yang melamar santrinya, apalagi dokter yang jatuh hati pada pasiennya. Bukan! Ini hanyalah kisahku dengan seseorang yang tidak pernah ku bayangkan.

Awalnya, aku berfikir bahwa semua orang yang berpenampilan baik memiliki akhlak yang baik juga. Tapi ternyata aku salah ketika aku bertemu salah satu pria  dengan penampilan dan perilaku yang jauh berbeda.

Aku pikir, Jodoh itu merupakan cerminan diri. Sedari dulu aku berusaha kuat untuk memperbaiki diri. Namun aku tidak sadar, baik dan tidak baik menurut manusia tertentu belum tentu baik dan tidak baik menurut agama. sedangkan baik menurut agama itu sudah tentu baik untuk manusia dan tidak baik menurut agama juga sudah tentu tidak baik untuk manusia.

Lihatlah bahwa sayyidah Asiyah diperistri oleh Fir'aun, sayyidah Asiyah adalah wanita mulia namun, mengapa berjodoh dengan Fir'aun yang durhaka pada Allah?

Bukankah ini salah satu contoh bahwa wanita baik yang tidak diperuntukan untuk lelaki baik? menurut agama, Asiyah adalah wanita yang baik sedangkan Fir'aun adalah lelaki yang durhaka. disini artinya baik dan buruk seorang manusia itu merupakan rahasia Allah dalam menetukan perjodohan. 

Terkadang aku pun lupa, bahwa cermin itu bersifat terbalik. Bahkan, istri seorang nabi Luth yang sangat mulia saja berani membangkang nya, hingga menjadi seorang yang di azab oleh Allah.

Aku meletakkan gelas putih itu di atas meja makan. Rumah mewah, kamar yang luas, makanan yang tidak pernah habis, pelayanan 24 jam, kini menjadi teman ku bercerita. Sungguh, aku tidak terbiasa dengan lingkungan seperti ini.

"Permisi, non,-"

"Saya sudah bilang jangan panggil saya non, panggil nama aja," perintahku. Namanya Bi Suni, sepengetahuanku, beliau sudah bekerja selama lima tahun di rumah ini. Sungguh aku sangat tidak nyaman di perlakukan bak ratu disini.

Kata orang, uang adalah segalanya. Tapi, faktanya tidak semua orang yang memiliki banyak uang terjamin kebahagiaannya. Lagi pula orang yang memiliki banyak harta akan lebih lama masuk surga karena lama pula hisab nya.

"Baik, mbak," dia menunduk takut, padahal wajahku tidak terlihat mengerikan seperti wajah bos nya. Bisa di bilang aku hanya menumpang tinggal disini. Karena memang sedari awal aku tidak berniat untuk tinggal disini.

"Bi sunii, tolong suruh pak Gilang anterin Nanda pulang," suara menggelegar itu terdengar dari pintu depan. Iya, dia adalah Aufar Farobi Abdullah. Dari nama dan penampilannya saja tak cukup untuk mendeskripsikan perilakunya.

"Astaghfirullah," berulang kali ku lantunkan istighfar mengingat dirinya.

Namanya sangat islami.

Tetapi namanya tidak mencerminkan pribadinya.

Dia..

Sangat jauh dari kata islami.

Aku berdiri lalu kembali masuk ke dalam kamar, membiarkan bi suni melaksanakan perintahnya.

  🍁🍁🍁

To be continued!

Prolog dulu ya ges.

Bakalan up lagi setelah "Dia bukan ustadz ku" tamat. InsyaAllah.

Makasih buat kalian yang mau menyemangati author dan nungguin cerita dari author.

InsyaAllah author akan terus belajar agar bisa menjadi penulis yang baik.

Syukron katsiron ❤️

FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang