Epilog

3.7K 396 89
                                    

Terimakasih untuk kalian yang udah baca cerita ini🥰
.
.
.
🍁🍁🍁

"Far!" Aku berteriak memanggil seorang anak kecil yang berlarian di sebuah taman. Anak kecil itu tertawa menatapku. Lalu berlari kearahku. Ya, 5 tahun berlalu. Aku sudah benar-benar menjadi ibu sekarang.

Bahkan, sekarang, sudah ada janin lagi yang berada di perutku. Ya, anak dari pria yang berada disampingku, Alfarez. Pria yang tidak pernah aku duga akan menjadi teman hidupku selamanya.

Aku menatap mata pria itu. Pria yang sangat sabar menghadapi ku. Aku ingat sekali, kalimat pertamanya ketika pertama aku mengecup tangannya saat akad.

"Meskipun mata ini milik Aufar, aku tetep gak bisa jadi sosok yang sama seperti Aufar. Tapi untuk menyayangimu, akan kulakukan semaksimal mungkin."

Kalimatnya bukan kalimat main-main. Dia benar-benar menjadikanku ratu dalam hidupnya. Kami pindah ke Bandung sepulang umroh setelah menikah. Aufar yang memberikan tiketnya kepada kami. Tiket itu diselipkan di kado peralatan bayi yang pria itu letakkan dibawah kasur.

Akhirnya, Farez pun yang menggantikan Aufar untuk berangkat umroh bersamaku.  Perusahaan yang sudah dibangun oleh om Radit kami jual dan hasilnya kami jadikan modal untuk usaha kami.

Kami mulai menjual pakaian-pakaian muslimah. Seperti baju Koko, gamis-gamis syar'i dan banyak lagi. Kepindahan kami ke Bandung juga sudah keputusan yang kami pikirkan matang-matang.

Aku tidak kuat jika harus berada dikamar itu, Farez pun begitu. Dia selalu mengingat Aufar. Bahkan, ketika mengadzani Aufar junior. Muhammad Aufar Kavindra, nama anakku.

Kavindra adalah nama belakang Alfarez. Anak kecil yang berumur hampir 4 tahun itu berlari memelukku.

Anak ini benar-benar mirip dengan Aufar. Dia benar-benar mewarisi segala yang almarhum ayahnya miliki. Sifatnya yang selalu ingin dituruti dan tidak sabaran. Tapi, walau begitu, dia juga anak yang baik dan penurut.

Farez menrangkulku lalu mencium keningku. Berumah tangga dengannya tidak pernah membuatku menangis. Dia benar-benar laki-laki yang bertanggung jawab. Dan aku baru tau, ilmu agamanya sungguh luas. Dia adalah laki-laki yang aku cari sebelum aku menikah dengan Aufar.

Ketika aku berkata bahwa aku tidak percaya perihal jodoh adalah cerminan diri sendiri, Allah justru menghadirkan kepadaku jodoh dengan cara yang berbeda.

Dia menunjukkan bahwa memang benar, ketika kita sibuk memperbaiki diri dalam kebaikan, Dia akan menghadirkan sosok yang juga sibuk memperbaiki dalam hal kebaikan.

"Kalau anaknya cewek, namanya mau siapa?" Tanya Farez sambil mengelus perut buncitku. Aku menggeleng, sama sekali tidak memiliki nama untuk anak perempuan.

"Gak ada ide. Tapi kalau cowok, aku punya!" Jawabku mengingat-ingat.

"Siapa?"

"Arga. Arga Hamun Ardhani." Farez tersenyum. Aku pernah menceritakan perihal nama itu, nama lama milik Aufar. Farez tidak pernah marah ketika aku menceritakan perihal sahabatnya itu. Dia tidak pernah memaksaku mencintainya sebanyak aku mencintai Aufar.

"Ya, setelah Aufar junior, nanti ada Arga junior, ya?" Farez terkekeh. Pria itu menatap kedepan, melihat danau yang tenang.

Benar bahwa setiap kejadian selalu memiliki hikmah.

Terimakasih, Far. Sejauh apapun jaraknya, kamu akan tetap menjadi laki-laki yang tidak pernah hilang dari hatiku.

🍁🍁🍁

-THE END-

Alhamdulillah 😭 udah end aja.

Habis ini bakal aku up part2 spesial. Mau gaa??

Makasih ya buat yang udah bacaaaaa!!

Jazakumullahu Khairan Katsiran 🥰

Maaf udah bkin kalian nangis, asksksksks.

Oiya, aku Nemu artis indo yang menurutku cocok jadi Aufar dan Maida 😭
Jadi kangen Aufar wkwk

Makasih kalian!!

Sampai jumpa di karya-karya ku selanjutnyaaa!!

FARDonde viven las historias. Descúbrelo ahora