Chapter 38

1.8K 343 22
                                    

Sebuah perjalanan
---

Point Of View :

Beberapa Minggu berlalu, hari ini Aufar harus tes DNA karena usia kehamilan Nanda sudah mencapai 10 Minggu. Ditemani Farez, Aufar menuju rumah sakit. Nanda sudah berada disana.

Penentuan profil DNA dalam kandungan itu bisa diambil dari cairan amnion atau dari villi chorialis pada saat usia kandungan sudah mencapai 10 Minggu atau lebih. Sedangkan untuk Profil terduga ayah, bisa mengambil dari darah.

Aufar menyuruh Maida untuk tidak ikut dengannya dan tetap istirahat karena dia sedang mengandung anaknya. "Gue kira Lo gak bakal Dateng." Nanda mencibir ketika Aufar dan Farez benar-benar berada dihadapannya.

"Nan, jangan mulai, deh." Nanda tersenyum tipis. Namun, wajahnya terlihat lebih kusut dari biasanya. Anak itu seperti sedang memikirkan banyak hal.

"Yaudah ayo!" Akhirnya mereka berdua memasuki ruangan untuk pengambilan sampel. Sampel dari ayah bisa berupa darah, rambut, kulit, atau cairan tubuh lain.

"Kira-kira hasilnya keluar kapan, ya, dok?" Tanya Aufar untuk memastikan setelah dia selesai mengumpulkan sampel.

"Biasanya sekitar 14 hari. Memang sedikit sulit jika bayi masih didalam kandungan. Tapi saya usahakan secepatnya." Aufar dan Nanda mengangguk hampir berbarengan. Setelah dokter itu selesai menjelaskan, akhirnya Aufar dan Nanda pun keluar dari ruangan itu.

"Lo pulang sendirian?" Tanya Aufar kepada Nanda. Gadis itu mengangguk kecil.

"Bareng gue sama Farez aja. Mumpung searah." Tawar Aufar membuat Nanda mengerutkan kening.

"Lo gak lagi kesambet kan? Jangan-jangan diruangan tadi ada jin nya, trus—"

"Emang diruangan tadi ada jin nya. Disini juga ada. Dimana-mana tu ada. Jadi gimana, Lo mau gak?!" Tawar Aufar sekali lagi.

"Lo serius? Lo gak ada niat jahat, kan?"

"Astaghfirullah, suuzon banget Lo jadi orang. Mau gak? Kalau enggak—"

"Eh, iya mau." Aufar mengangguk lalu tersenyum tipis. Dia mengambil ponselnya lalu menelpon Farez, sahabatnya itu.

"Lo dimana?" Tanya Aufar ketika telepon sudah tersambung. Farez yang sedang sibuk memakan mie ayamnya itu cepat-cepat menelannya.

"Gue lagi makan mie ayam. Sini deh Lo. Di seberang rumah sakit." Jawab Farez masih dengan mulut penuh dengan makanannya.

"Jadi laper. Oke gue kesana. Pesenin 2 sekalian."

"Dua? Buat siape? Lo makan dua mangkuk?"

"Buat Nanda satu. Udah Lo pesenin aja. Gue kesana." Telepon dimatikan sepihak oleh Aufar. Nanda mengerutkan kening melihat sikap Aufar yang begitu berbeda dengan dahulu.

"Gue beneran kaget lihat perubahan Lo. Berubah banget." Aufar menoleh ke arah Nanda sambil tersenyum tipis. Mereka masih terus berjalan menuju pintu keluar rumah sakit.

"Dengan Lo lihat perubahan gue, Lo masih mikir kalo gue yang ngehamilin Lo?" Tanya Aufar sambil tersenyum miris.

"Y-ya, terus siapa lagi? Gue ngelihat lo—"

FARWhere stories live. Discover now