Chapter 6

2.4K 390 10
                                    

Pacar Aufar
.
.
.

🍁🍁🍁

Betapa beratnya mendapati fakta bahwa Aufar sudah memiliki pacar. Tidak salah sih, toh, dia menikahi ku juga hanya karena harta. Namun, mengapa dia tidak menceritakan perihal pacarnya itu?

Tring..

Aku mengambil ponsel, lalu mendapati pesan dari Farez. Ya, dia malah meminta nomor ponsel ku agar bisa dengan mudah menghubungiku. Bodohnya, aku malah memberinya.

Aku menatap foto gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menatap foto gadis itu. Gadis bercelana jeans pendek dengan baju pink itu terlihat sangat sempurna dengan kulit putihnya. Pastilah Aufar sangat mencintainya. Bagaimana bisa dia sebanding dengan aku.

Farez pasti tak jauh beda dengan Aufar. Bahkan dari foto profilnya saja sudah bisa di tebak.

Tring..

Aku memang tidak tertarik dengan pesta yang diadakan Aufar itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memang tidak tertarik dengan pesta yang diadakan Aufar itu. Namun, karena Farez berkata begitu, aku malah jadi penasaran dengan pesta itu.

"Lu ngapain ngelamun gitu?" Suara berat milik pria bernama Aufar itu membuyarkan lamunanku. Aku yang sudah memakai piyama tidur dengan kerudung selopku itu langsung menggeleng.

"Eng.. enggak..."

"Oke. Dah diem aja lu disini." Perintahnya mengacungkan jari lalu tersenyum tipis, namun terlihat seperti smirk. Aku menatap outfit yang ia kenakan. Celana hitam dan baju putih. Simple, namun mengapa aku terpana.

"Ngapain lu liat-liat?" Aku menggeleng cepat.

"Kamu mau ke pesta atau ke kantor, sih? Dasinya kurang rapi." Kataku lalu membenarkan dasinya. Ia nampak mengernyitkan kening.

"Suka-suka gue. Dan lu gak usah benerin dasi gue lagi." Peringatnya lalu cepat-cepat berjalan menuju pintu.

Brakk..

Pintu di tutup lumayan keras olehnya. Anehnya, aku tidak marah. Aku justru tersenyum melihat tingkahnya yang temperamen. Heh, Maida! Sadar!

Terdengar sound pesta itu sangat keras. Bagaimana aku bisa tidur dengan tenang jika pesta itu diadakan dibawah. Bahkan suara riuhan saja terdengar jelas sampai ke kamarku.

FARWhere stories live. Discover now