BAB 2. Berpikir.

1.7K 201 43
                                    

Hai!

Seminggu sekali yang bisa aku janjikan.🙊

(bisa ya, bisa nggak. Karena Memang belum jelas🙊)

Itu pun tak banyak.
Deadline ku lagi full.🤦‍♀️🙏

Tapi vote dan komen teman-teman harus full ya?.😄😆💜



Selamat membaca
Luv💜Octoimmee


.
.

.
.
.




"Woy ! Jangan makan aja, tuh bantuin Tama ngipasin sate!" Andin menggeplak kepala Bagas dengan gemas. Bagas yang sedang asyik mengunyah jagung sambil main game langsung tersedak dan terbatuk-batuk hebat.

Tapi buru-buru Andin mengambilkan minuman dan menyerahkan nya pada Bagas.

"Ndiiinnnn...lo mau matiin gue ?". Sembur Bagas setelah batuknya reda.

"Iya, kenapa ha?. Lo liat nggak semua pada kerja? Lo kayak anak sultan main sendiri?". Sembur Andin tak kalah galak.

"Ishh...Tantee...ada yang galak nih..." Gerutu  Bagas, tapi kakinya tak urung melangkah menuju Tama yang sedang sibuk mengipasi dan membalik balik sate.

Tama memang sangat  bisa diharapkan jika ada acara begini, ia tipe pria yang tak sungkan membantu urusan dapur. Idaman setiap wanita pastinya.

"Dikit dikit ngadu Lo!. Biarin aja Tan, ga usah di dengerin si Bagas. Apa Lo liat liat?" Bentak Andin galak.

Bagas segera memalingkan wajahnya langsung buru-buru membantu Tama mengipasi arang.

Tante Sarah hanya menggeleng kan kepalanya. Tertawa melihat tingkah anak-anak muda yang menjadi sahabat anaknya itu.

"Bagas sama Andin kayanya jodoh deh! " Goda Rian jahil.

"Apaaaa???.Bisa mati berdiri gue kalo sama dia...adawww" Jerit Bagas sambil memegang kepalanya. Ia sungguh kaget dengan serangan itu.

Sebuah jeruk tepat mengenai kepala Bagas. Dan tanpa ragu Bagas tau siapa pelakunya, mata nya menatap penuh kekesalan pada Andin, tapi mata gadis itu justru lebih menyeramkan. Membuat Bagas urung membuka mulutnya.

"Apa Lo? Bosan hidup? Sini biar gue sate sekalian...." Andin menatap Bagas dengan tatapan mematikan.

Sementara tangannya mengiris daging dengan pisau daging besar, yang langsung membuat Bagas menelan ludahnya dan buru-buru kembali mengipas arang dengan cepat.

"Isshhh... Sudah sudah kalian ini kenapa selalu ribut sih, kan kita mau senang-senang, bukan ribut" lerai Ani sambil menatap Andin dengan tatapan menegur. Tapi siapa yang bisa takut dengan tatapan lembut itu?.

Ani Sama sifatnya dengan Tante Sarah, pembawaannya tenang dan sabar. Maka dari itu Ani sudah di daulat menjadi penasehat oleh sahabat sahabatnya karena kesabarannya itu.

Kegiatan menyiapkan makanan kembali berlanjut. Sebentar sebentar terdengar keluhan Bagas yang kena asap. Dan omelan Andin yang kesal hasil bakaran Bagas banyak yang hangusnya.

Akhirnya hampir semua hidangan sudah rampung.

"Sepi ngga ada Kiara yaa..." Kata Ani sambil menata piring.

"Iya nih, biasanya Kiara paling cepet kalau bikin beginian, kayanya simple banget kerjaan dapur sama dia, mana masakannya enak lagi. Beruntung Lo Tam punya Kiara!" Imbuh Andin yang kini tengah membuat salad buah.

Rian mendehem keras, sambil melirik ke arah Tama yang tampak tetap serius menata bara didalam wadah Bakaran. Siap membakar tusukan daging sate terakhir.

PROBABILITAS  HATIWhere stories live. Discover now