BAB 21

1.3K 193 17
                                    

Sebelumnya......


=========================
Tama langsung bergegas menuju mobil yang ia tahu pasti itu  mobil Remy yang menunggu di drop off lobby utama. 

Diikuti tatapan geli dari Remy, dan  tatapan kesal dari Jody untuk Tama.

"Gila! Bener-bener gila demi Kiara dia lupa siapa Lo...".Entah Remy memuji  atau mengejek, tapi wajah Remy tampak gembira melihat kejadian ini, ia seperti dapat hiburan.

"Hmm....gue lagi bosen Rem, sedikit bermain kelihatan akan menyenangkan...". Gumam Jody

Mereka berdua melihat Tama mengetuk kaca jendela mobil dan tak lama kaca mobil Remy diturunkan. Lalu Tama terlihat bicara dengan Kiara, mungkin sedikit berdebat, dan tak lama pria itu beranjak.

"Gue ngga ikutan kalo Kiara ngamuk...". Ucap Remy.

Jody tertawa menuju mobil bersama Remy yang terlihat sangat tak sabar melihat apa yang akan terjadi.

=================

.
.
.
.

Dan ucapan Remy terbukti ketika Kiara menatap dirinya dan Jody dengan sorot  matanya yang tajam.

Remy pura-pura acuh, lalu dengan santai mengambil tempat disebelah supir dan Jody duduk disebelah Kiara.

"Sumpah Ki, Lo tau kan siapa yang bikin ulah. Gue mau tidur jangan diganggu, jalan Pak Mus..." Remy langsung memejamkan matanya.

"Masih panas Ki?" Dengan lembut Jody meraba kening gadis itu, dan terasa panas, cepat tangan Jody ditepis Kiara.

"Abang pasti ngerjain Tama kan?" Tuduhnya.

"Siapa yang ngerjain....? ngga lah, kaya kurang kerjaan aja.". Elak Jody sambil  mengulang kembali meraba kening Kiara. Kemudian di tepis Kiara, lalu Jody ulang lagi, di tepis lagi oleh Kiara, dan ulang lagi oleh Jody. Hingga Kiara membiarkan saja tangan besar itu meraba keningnya.

Kiara bukan tak suka, tapi Jody akan berlebihan dalam memperlakukannya. Jody akan membuatnya tampak sedang menderita sakit kanker stadium akhir.

Benar saja, wajah Jody langsung serius ketika merasa panas tubuhnya cukup tinggi

"Aku cuma capek, Bang...". Rajuk Kiara

"Hum...". Jody mengabaikan ucapan Kiara. Ia langsung menghubungi dokter pribadinya.

"Bang...kenapa pakai kasih tau kalo gue sakit ke Tama sih?" Omel Kiara.

"Bukan gue Ki, tuh Pak Remy Taruna Jaya..". Sahut Jody, masih sambil memainkan ponselnya.

"Yang gue kasih tau itu Jody Ki, Tama nguping, sebenarnya dia yang ngga sopan ikut dengar pembicaraan orang"
Bela Remy.

Kiara mencebik, kedua pria ini kadang sangat menyebalkan.

"Kalo Lo bisa tahan mulut dan menyaring omongan dan bisa tau tempat bicara nggak bakalan Tama tau..." Omel Kiara kesal dengan Remy yang selalu menyebalkan.

"Bukannya, harusnya Lo seneng dong kalo Tama tau?. Lo kan....ahhh..apaan sih Ki...? Lo ga sopan sama Boss Lo ya...mau gue pecat ???!!!" Jerit Remy berusaha lepas dari tangan Kiara yang menarik daun telinganya. Rasa pedih kini menyengat telinganya. Senjata andalan Kiara.

Jody tertawa melihat Remy kesakitan akibat jeweran Kiara ditelinganya.

"Ki....Lo tuh harusnya marah sama Jody...bukan Gue.....". Keluh Remy sambil mengusap-usap telinganya.

"Bodo!". Kiara melipat tangannya di dada.

Ia tak mau Tama tahu jika Ia sakit, karena Tama juga akan bersikeras mengurusnya, dan Kiara tidak mau. Ia takut jika ia kembali jatuh pada pesona Tama.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang