BAB. 59

1.1K 158 14
                                    

HAIIIII

CERITA INI MULAI MEMBOSANKAN?

😄😄😄

SABAR YAAAAAA

TERIMA KASIH UNTUK SEMUA PEMBACA PH YANG SETIAAAAA.....

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR YANG BANYAAAAAAKKKKK YAAAAAA...🥰🥰🥰🥰✌️✌️✌️




SELAMAT MEMBACA
LUV💜OCTOIMMEE

.
.
.
.
.







..SEBELUMNYA

================================

Tama menggelengkan kepalanya.

"Seperti biasa saja, hanya kali ini aku baru sadar sesuatu"

"Yaitu...?"

Tama kembali menoleh ke arah Kiara sekilas, dan terkekeh saat mendapatkan wajah ingin tahu Kiara.

Tama terkekeh, ia mengeratkan lagi genggaman tangannya.

Akhirnya..

Tanpa sadar Kiara ikut tersenyum. Dan Tama menangkap senyum itu dari ujung matanya.

Tama mengusap punggung tangan Kiara dengan ibu jarinya.

"Smile for me, Ki. Senyum kamu bikin aku akan baik-baik saja "

"Kamu aneh sejak kemarin, Tam" Cebik Kiara.

Tama kembali terkekeh

"I am, Ki.."

Mau tak mau Kiara ikut terkekeh.


*****

Sonya menghapus air matanya. Ia merasa dipermalukan.

Ia tak menyangka jika Tama bisa begitu kejam padanya.

Dan meskipun apa yang dituduhkan Tama benar adanya, tidak kah pria itu bisa melihat alasan nya?

Semata-mata demi cintanya pada Tama.

Mengapa Tama tidak bisa melihat hal itu dan memakluminya?.

Harusnya Tama merangkulnya dan menegurnya dengan baik, bukan memperlakukannya bagai seorang kriminal.

Ia tidak tahu harus kemana sekarang. Masih terlalu sore untuk pulang yang bisa membuat mama curiga.

Sonya terus menyusuri jalan kota yang sibuk dengan lalu lalang kendaraan dengan tujuan masing-masing.

Apakah hanya dirinya saja diantara sekian ribu kendaraan yang tidak punya tujuan?

Dering ponselnya membuat ia menoleh sekilas ponselnya yang tergeletak begitu saja di kursi sebelahnya.

Kantor calling...

Sonya kembali memusatkan perhatiannya pada laju lalu lintas di depannya.

Persetan dengan rapat yang akan berlangsung sebentar lagi.
Ia ingin tahu apakah semua bisa berjalan baik tanpa kehadirannya?

******

=============

.
.

Sonya melihat email masuk dari Kantor.

Lalu Ia pun menyentuh logo amplop itu.

Matanya membesar saat melihat isi dari email tersebut.

Resume rapat yang ia tinggalkan tadi.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang