BAB 58

1.2K 160 12
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR YANG BANYAK YAAAAA

🥰💃💃💃

Sebelumnya....

.
.
.

=====

Sonya sangat posesif Dan menuntut. Ia curiga jika Sonya mendengar percakapannya dengan Kiara, tentang ia yang akan menjemput Kiara. Dan Sonya melakukan sesuatu.

Meski Sonya membantah, dan Tama tidak punya bukti tentang obat tidur itu. Tama tetap curiga.

Apalagi Sonya yang mengangkat panggilan telepon Kiara dan  menghapus riwayat panggilan itu beserta pesan, membuat Tama yakin jika Sonya sangat manipulatif.

Tama menyugar rambutnya. Ia harus menjauh dari Sonya. Sialnya wanita itu bagian dari tim nya.

Mungkin selanjutnya ia akan lebih waspada.
=======================

.
.
.

Sonya menghapus air matanya. Ia merasa dipermalukan.

Ia tak menyangka jika Tama bisa begitu kejam padanya.

Dan meskipun apa yang dituduhkan Tama benar adanya, tidak kah pria itu bisa melihat alasan nya?

Semata-mata demi cintanya pada Tama.

Mengapa Tama tidak bisa melihat hal itu dan memakluminya?.

Harusnya Tama merangkulnya dan menegurnya dengan baik, bukan memperlakukannya bagai seorang kriminal.

Ia tidak tahu harus kemana sekarang. Masih terlalu sore untuk pulang yang bisa membuat mama curiga.

Sonya terus menyusuri jalan kota yang sibuk dengan lalu lalang kendaraan dengan tujuan masing-masing.

Apakah hanya dirinya saja diantara sekian ribu kendaraan yang tidak punya tujuan?

Dering ponselnya membuat ia menoleh sekilas ponselnya yang tergeletak begitu saja di kursi sebelahnya.

Kantor calling...

Sonya kembali memusatkan perhatiannya pada laju lalu lintas di depannya.

Persetan dengan rapat yang akan berlangsung sebentar lagi.
Ia ingin tahu apakah semua bisa berjalan baik tanpa kehadirannya?

Mengingat selama ini dialah yang  selalu memastikan semua yang dibutuhkan saat rapat telah tersedia, baik data maupun hal remeh-temeh lainnya.

Ia lakukan demi mendapatkan apresiasi dari Tama, jika dirinya adalah bagian utama dari tim. Ia melakukan yang terbaik dan ia memang punya kemampuan untuk itu.

Sekarang ia ingin Tama tahu dan sadar jika selama ini dirinya lah yang berperan banyak dalam kemajuan tim mereka.

Ia ingin Tama sendiri yang menghubunginya, jika bukan Tama yang meminta ia tidak akan hadir dan tetap menahan semua data yang mereka butuhkan.

Kembali ponselnya berdering

Kantor is calling....

Sonya tersenyum sinis.

.
.
.

"Aku nggak sabar kesana lagi, Pa.."

Adi tertawa, Putrinya itu menghitung dengan detail sudah berapa lama mereka tak bertemu.

"Tapi papa sudah semakin sehat, nak. Papa cocok dengan Dokter Shin.."

"Seneng banget dengernya, Pa. Aku harap papa segera pulang..."

"Hei, papa masih mau senang senang dulu sama mama, mumpung ada kamu yang ngurusin perusahaan kita kan?"

"Paaaaaa...." Erang Kiara.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang