BAB. 19

1.2K 211 19
                                    

Masih nungguin cerita ini?
Satu minggu satu kali posting
Kelamaan nggak ya?😋🤭

Jangan lupa voment nya ya teman-teman 🥰🥰




=========

Ia Kecewa karena Tama tanpa sadar telah membuat Kiara  jatuh cinta padanya, dan seolah tak bertanggung jawab, Tama membiarkan Kiara begitu saja.

Ia bisa melihat Kiara yang terluka,  dan bagaimana bisa  Tama tidak melihatnya?

Jika saja sejak awal ia tahu jika Tama hanya menganggap Kiara sahabat, dirinya tidak akan mundur dan memilih mengalah, lalu menyimpan rasa ini sendiri.

Apakah ini saat nya ia maju?

===============



...
Tapi apakah ini pantas?

Ia tidak ingin membuat persahabatan mereka menjadi kacau. Sudah cukup terbukti hubungan Tama dan Kiara membuat mereka sedikit merenggang.

Apalagi Kiara tidak akan mudah berpindah hati. Kiara wanita yang sangat baik. Ia tahu tidak akan mudah membuatnya jatuh cinta.

Tama yang mendapat keberuntungan itu malah menolak cinta Kiara.

Hidup kadang selucu itu.

Seseorang menepuk pundaknya.

"Yan, Lo nggak gabung lagi?"

Ia mengangkat kaleng minuman yang sejak tadi dipegangnya, matanya melirik Tama yang sedang mengobrol dengan Sonya, dan terlihat bahagia. Sesekali Tama mengusap pundak Sonya, atau Sonya yang menyandarkan kepalanya ke bahu Tama meski sebentar.

"Gue bukannya Julid, hanya saja menurut gue, nggak pantes Tama skin Ship begitu dengan Sonya. Secara kita satu tim kerja."
Ujar Bagas lalu menenggak isi kaleng bir yang dipegangnya.

Ia hanya memasang senyum masam.

"Jadi, bener ya, Tama nggak ada rasa sama Kiara. Anjing memang. Gue kasihan banget sama Kiara".
Maki Bagas.

Tepat saat itu juga Tama yang sedang tertawa menoleh ke arah Bagas dan Rian.  Pandangan mereka bertemu, dan Tama langsung memalingkan wajahnya.

"Kalau nggak ingat tempat, pengen gue gampar muka nya Tama. Bajingan banget, sumpah!".
Umpat Bagas.

Ia juga melihat Sonya yang melirik ke arahnya dan wanita itu juga terlihat salah tingkah, dan langsung mengatur posisi duduk nya.

Rian tersenyum miring, melihat kedua orang yang seperti tertangkap basah sedang melakukan hal tidak senonoh di tempat umum.

Hatinya masih kecewa, juga sakit. Karena ia bisa merasa apa yang Kiara rasakan.

Hatinya juga sakit saat Kiara selalu memperhatikan Tama, saat Kiara melingkarkan tangannya di lengan Tama. Hatinya sakit saat Kiara tertidur dipangkuan Tama.
Hatinya sakit saat Tama memeluk Kiara yang sedang sakit.

Tapi setidaknya Hatinya terasa tenang karena Kiara berada di tangan sahabatnya, yang ia pikir tidak akan mungkin menyakiti Kiaranya.

Tapi kini Hatinya lebih sakit, karena Kiara disakiti.

Dan lebih sakit, karena dirinya tidak  bisa berbuat apa-apa untuk mengobati hati Kiara.

Suara musik yang memekak kan telinga menyamarkan suara kaleng yang ia remuk kan dengan tangannya.

Bagas melirik kaleng yang sudah remuk itu. Dan berusaha mengacuhkannya.

Pura-pura tidak tahu.

Dalam hatinya ia hanya bisa mengeluhkan mengapa kini menjadi rumit.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang