BAB 43

1.1K 186 17
                                    

Maap tadi lagi ngedit, eh kepencet publikasi  🤣🤣😭🤣🤣

Maap juga harusnya aku update sabtu, tapi aku penyuh kesybukhan duniya nyatahhh...

Jadi update hari ini ya

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee
.
.
.
.


Sebelumnya...

=====
Terdengar sorakan, dan tepuk tangan. Bahkan Bagas sampai berdiri bernyanyi dengan suara sumbangnya. Bagas tampaknya belum bisa membedakan mana pub mana karaoke. Tapi siapa peduli?

Semua sangat menikmati malam ini

Kecuali Tama.

Entah mengapa ia ingin menarik Kiara untuk segera pulang. Dari tadi ia menahan diri untuk tidak  mendorong Ryan agar tidak menempel terlalu dekat dengan Kiara.
=========


Tama memastikan Kiara tidak terjatuh, sejak tadi Kiara menahan kantuknya. Ia tahu ia akan sangat sulit dibangunkan jika sudah tertidur.

Tama membukakan pintu apartemen Kiara dan langsung membawa Kiara menuju kamarnya. Dan begitu melihat tempat tidurnya Kiara langsung menjatuhkan tubuhnya.

"Aku tidur bentar, baru cuci muka...". Ujar Kiara dibatas akhir kesadarannya. Dan matanyanya pun tertutup.

Tama segera membukakan sepatu Kiara, menggeser tubuh Kiara agar berada di ranjang dengan sempurna. Tama mengambil selimut dan menyelimuti Kiara hingga dadanya.

Lalu ia menyalakan AC hingga suhu 16°C sesuai dengan kebiasaan Kiara.

Tama membuka laci dimana Kiara menyimpan handuk.  Ia mencari washlap dan ketika menemukannya, Tama langsung membawa ke kamar mandi dan membasahinya.

Setelahnya ia kembali ke kamar dan menyeka wajah Kiara dengan lembut.  Lalu lengannya dan telapak tangannya.  Dan Kiara seperti biasa tidak terganggu dengan apa yang dilakukan Tama.

Sejenak Tama memandangi wajah yang terlihat tenang dan lelap itu. Lalu Tama pun mengusap kepala Kiara.

Tama terkekeh saat menyadari jika Kiara tidur dengan pakaian kerjanya.

Pasti tak nyaman tidur dehgan pakaian yang seharian telah dipakai.

Semoga Kiara nanti terbangun dan mengganti bajunya, meskipun Tama meragukan hal itu.

"Good night Kiara...". Bisiknya lembut

"Mimpi yang indah.."

Lalu Tama perlahan bangkit dan melangkah menuju pintu untuk keluar kamar Kiara.

Sebelum menutup pintu, Tama mematikan lampu, dan lampu tidur  di nakas yang kini menjadi sumber cahaya kamar itu.

Jam menunjukkan pukul satu dini hari, saat melihat jam digital diponselnya.

Sepertinya ia tak sanggup lagi untuk pulang. Tama masuk ke kamar tamu, menyalakan lampu,  dan ia  membuka lemari.

Beruntung masih ada baju nya disana.

Tama memandang tumpukan  pakaiannya di lemari itu.

Sebenarnya sedekat apa dirinya dengan Kiara?.

Kiara pasti sangat mempercayainya hingga Kiara membiarkannya sedekat ini.

Benarkah jika Kiara Mencintainya?.

Belakangan ini Tama malah merasa jika Kiara tak lagi memberikan perhatiannya seperti dulu.

Tama tertegun.

seperti dulu?

Ia kini bahkan menyadari beda perhatian Kiara yang dulu dengan sekarang.

PROBABILITAS  HATIWhere stories live. Discover now