BAB 20

1.4K 217 39
                                    

Masih dalam pantauan. Jika voment PROBABILITAS HATI signifikan, aku bakal pertimbangkan untuk posting dua kali seminggu 😎💜.



=========
Mereka berdua tampak baru keluar dari salah satu tempat karaoke, keduanya sedang tertawa, Sonya merangkul lengan Tama.

Jody segera merangkul bahu Kiara  dan mengambil jalan memutar agar mereka tidak berpapasan.

Untungnya Kiara tidak menyadari keberadaan Tama, dan untungnya Kiara menurut saja, tidak memberontak saat ia merangkul pundaknya.

Ia terus membimbing Kiara menuju parkiran. Berharap Kiara tidak menoleh kebelakang.

Jody sedikit menyesal memaksa Kiara menemani nya, Kiara terlihat sangat lelah.

Saat Jody kembali menoleh kebelakang, pandangan matanya bertemu dengan Tama.

Jody memalingkan wajahnya lagi seolah tidak terjadi apa-apa.

_____________





Tama melajukan mobilnya setelah mengantar Sonya ke rumahnya.

Ia tidak tega membiarkan Sonya pulang larut dengan menggunakan taksi online.

Tama membawa mobilnya, sambil satu tangan nya ia tumpu di jendela, memijit kepala nya yang terasa pening. Kepalanya terasa  beredenyut, sakit sekali.

Padahal tadi Tama hanya minum bir, itu pun hanya setengah kaleng saja yang ia habiskan. Hanya saja ia memang kurang tidur beberapa hari  belakangan ini, itulah yang membuat kepala Tama terasa sakit sekali.

Belum lagi bayangan pertemuannya dengan Kiara dan Pak Arjuna. Entah mengapa kejadian itu terus menerus terulang.

Ada rasa lega saat ia tak harus berpapasan dengan Kiara. Tapi ada juga rasa tak suka saat Arjuna merangkul pundak Kiara dan tatapan Arjuna padanya seolah pria itu, entahlah..

Ia merasa bersalah, karena Kiara juga sangat mendukung ketika membuat rancangan proyek ini. Meski Kiara tidak paham dengan rancang bangun, tapi Kiara yang mensuportnya dengan mendengar semua keluhannya, mengusap pundaknya saat ia merasa lelah, dan bertepuk tangan untuk nya saat progress nya semakin bagus.

Kiara mengisi  kulkas nya dengan makanan yang tinggal dipanaskan, mengisi toples dengan cemilan,  mengirim makan siang, atau ikut menemani nya lembur.

Harusnya Tama juga merayakan kesuksesan nya dengan Kiara.

Mungkin besok ia akan mengajak Kiara keluar.

.
.

****
.
.
Jody membantu membuka pintu apartemen Kiara. Dia tersenyum melihat Kiara yang berdiri disampingnya terlihat setengah tidur.

Begitu pintu terbuka, Jody langsung menuntun Kiara untuk masuk, menutup pintu dan Kiara langsung  menuju sofa dan meringkuk disana seolah tidak tahan lagi dengan kantuknya.

Jody meletakkan tas milik Kiara yang sejak turun dari mobil ia sampirkan di bahunya.

Ketika melihat Kiara yang kini sudah terlelap di sofa, Jody pun menghampirinya, lalu membuka sepatu yang masih terpasang dikakinya.

Sekilas ia seperti kembali dimasa lalu saat dirinya masih bisa menikmati kebersamaan tanpa ada rasa tertuduh.

Dan selanjutnya, seperti mengulang masa lalu juga ia membopong Kiara menuju kamarnya.

Selalu terlihat cantik, sang putri tidur yang menjadi pujaan hatinya sejak dulu. Ia menyelimuti sang putri hingga pinggangnya.

Dikecupnya kening Kiara. "Good night,my Chiara..."

PROBABILITAS  HATIWhere stories live. Discover now