BAB 60

1.2K 160 11
                                    

SEBELUMNYA

=============

Sonya tak menyangka jika Pagi ini ia akan  menemukan Surat Peringatan Pertama di meja nya.

Ia menelan ludahnya.

Tak menyangka jika secepat ini ia mendapat SP 1.

Ia tahu kesalahan nya fatal. Dan    apa yang di dapatkannya pagi ini wajar adanya.

Tapi mengingat kedekatannya dengan Tama, bagaimana pria itu bisa tega?. Lalu dengan apa yang sudah ia lakukan selama ini, mengapa tidak ada pertimbangan?.

*****

Ia selalu suka masakan Kiara.

Sejak dulu..

Tama baru sadar,

Apa pun yang di buat oleh kiara tak pernah gagal di indera pencecapnya.

Tama tersenyum...

Kenapa baru sekarang ia menyadari jika semua yang ada pada Kiara  membuatnya nyaman?

*****
Dan menurut kamu, alasan kamu tadi bisa diterima?"

Sonya tetap diam.

"Lain kali jangan di ulang. Kamu sangat potensial, tapi kamu menyia-nyiakan karir kamu dengan alasan tidak masuk akal seperti ini"

Kini Sonya menunduk.

"Kamu pasti tahu arti profesional, tidak usah saya jelaskan lagi"

Sonya masih menunduk

"Kamu boleh keluar" Lanjut Tama. Matanya masih menatap Sonya yang masih menundukkan kepalanya.

******





.
.
.

"Bang..."

"Hum?"

"Lagi ada masalah?"

Jody mengambil tissue dan menghapus sisa saos di sudut bibir Kiara.

"Memangnya ada orang yang nggak punya masalah?"

"Ish, aku serius bang.." Kiara mencebikkan mulutnya

Jody terkekeh

"Gue selalu banyak masalah,Ki. Bukannya sejak dulu gue selalu dikelilingi masalah?" Meski bercanda, Kiara bisa merasa ada sesuatu yang sedang dipikirkan Jody.

"Hei....ada apa, Bang?" Wajah Kiara tampak Khawatir.

Jody menatap Kiara..

Kiara dengan segala kepekaannya.   Hanya Kiara yang selalu mengerti dengan keadaannya.

Lihatlah mata itu sekarang cemas memandangnya. Dan Jody selalu merasa hatinya menghangat.

Hanya Kiara yang tidak pernah  menyalahkannya. Hanya Kiara yang langsung memegang tangannya saat ia terlibat masalah dengan Wiyata, Papanya yang kadang tak adil dalam menghukum dirinya.

Jody tersenyum "I'm okay Ki, biasalah kerjaan banyak. Gue kadang capek kejar-kejaran dengan target.."

Kiara tersenyum lembut "I feel you Bang, mungkin cuma Remy yang santai dalam menghadapi hal semacam ini.."

Jody dan Kiara terkekeh mengingat hal itu. Karena memang begitu adanya. Sang pemilik nama  bahkan tak peduli namanya sedang dibicarakan.

"Tapi gue yakin Lo bisa, Bang. Capek ya wajar aja sih, secara   mesti nerusin cara kerja Om Wiyat yang memang gila kerja.."

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang