BAB. 13

1.4K 203 28
                                    

___________
"Woah, bawa bekal boss?"
Bagas menunjuk satu kotak bekal.

Tama mengerutkan keningnya.

"Kayak nya punya Sonya."

"Oh, dibawakan bekal?". Sindir Bagas.

Tama mengangkat bahu nya, ia memilih untuk mengambil makanan yang di bawa Bagas.

Bagas hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Rian mana?". Tanya Tama yang kini membuka bungkus sumpit.

"Makan siang, janjian sama Kiara.."

Tama menghentikan suapannya.
______________

Rian janjian makan siang sama Kiara?

"Sama anak-anak lain juga?"

Bagas menggedikkan bahunya, "Nggak tahu juga, nggak ngomong, Rian cuma ngomong makan sama Kiara, gitu doang. Gue di ajak sih, cuma lagi males keluar.. "

Bagas menyuapkan potongan ayam teriyaki ke.mulut nya.

"Rian lagi pedekate kali sama Kiara..."

Kali ini hampir saja Tama menelan sosis yang masih dalam potongan besar. Untung ia refleks menahan sosis agar tidak tertelan, rapi tak urung tenggorokan nya terasa sakit seperti tercekik, dan Tama pun terbatuk-batuk.

"Whoah, tenang Boss, pelan-pelan.." Bagas memberikan  sebotol air minum pada Tama.

Tama menerimanya dan menenggak air minum itu.

Bagas kembali menyantap hidangannya dengan santai.

"Secara, Lo nggak ada rasa sama Kiara, ya nggak ada salahnya Rian dekat sama Kiara kan?"

Tama mendengkus. Bagas pura-pura tak peduli.

"Lagian, ya. Kiara sama Rian itu cocok, vibes nya adem gitu kalau berdua. Kalau Lo sama Kiara agak  nggak match memang, Lo terlalu kelam untuk Kiara yang cerah.."

"Can I Just eat my fuckin free lunch?, with your mouth shut up?".

"Sure, why not?. I just think you need some conversation, but you don't. Its Okay for me..". Jawab Bagas santai, pura-pura tidak mengerti kekesalan Tama.

Tama benar-benar kehilangan selera makannya.

Entah apa yang membuatnya kesal. Hanya saja dia tidak suka dengan  ucapan Bagas.

Terlalu mengada-ada. Ia menyuapkan lagi makan siang yang kini terasa seperti kerikil.


...

"Tama beneran datang ke apartemen kamu,Ki?"

"Hum..."

"Jam berapa tuh? "

"Sebelas lewat gitu.."

"Minta maaf?"

"Hum..."

"Lo maafin?"

"Yan...". Kiara memperingatkan Rian.

Rian mengangkat tangannya, dan tertawa.

"Okay...boleh juga tuh, Pak Boss Tama"

"Rian...".

Rian hanya terkekeh, lalu menyedot jus mangga yang dipesannya tadi.

"Ani sama Andin, lama banget sih?"

"Paling antri, Yan. Tau aja Rujak Mang Ujo gimana larisnya.."

"Ck, lagian niat banget mau makan Rujak?"

PROBABILITAS  HATIWhere stories live. Discover now