FYI - 2

974 148 8
                                    

Felix Yang Istimewa

Dari sisi Felix sendiri. Ia sangat terkejut karena begitu tiba tiba anak keluarga Hwang yang paling mapan, tampan, rupawan ketika digabung menjadi sebuah kesempurnaan mengatakan padanya bahwa Hwang Muda itu mencintainya.

Dulu sekali sebelum seperti ini— Felix melewati hari hari yang berat saat adaptasi di keluarga Hwang karena dari bayi hingga umur lima tahun ia disembunyikan ibunya yang notabene dipanggil Hyunjin Bibi May-nya. Tidak dibawa keluar dan kemana mana.

Jelas sekali dalam ingatan Felix kecil saat reuni keluarga besar, untuk yang pertama kali saat ia berusia lima tahun mendengar kata kata tidak enak dari keluarga besar Hwang.

Semuanya menyayangkan kenapa mengadopsi anak cacat seperti Lee Felix dibandingkan anak lain. Jawaban ibunya awal itu tidak membuat Felix senang— tapi setelah bertambahnya usia Felix akhirnya paham.

Ibunya berkata ke saudara saudara yang lain di keluarga besar Hwang saat makan malam itu sambil mengenggam tangan Felix dibawah meja makan.

Begini kira kira kurang lebihnya "saya mengangkatnya menjadi anak saya bukan tanpa alasan, karena saya membutuhkannya dan ia membutuhkan saya untuk bertahan"

Makin dewasa Felix akhirnya paham apa yang dimaksud sang ibu bahwa jelas Felix membutuhkan seorang yang menjaga dirinya dari kejamnya dunia. Ibunya benar Felix butuh sang ibu untuk bertahan. Tapi setelah kehilangan sang ibu masalah memang datang bertubi tubi mulai dari cacian makian dari beberapa orang karena Felix dianggap orang yang gak pantas menggantikan karena "kecacatan".

Pemikiran itu sekarang masih Felix coba ubah perlahan lahan.

Balik lagi ke keluarga Hwang. Felix juga masih dipandang sebelah mata— walau Felix sudah berusaha semaksimal mungkin agar berbaur dengan yang lainnya.

Tapi tetap— tidak akan cukup waktu seribu tahun pun untuk diterima di keluarga sesempurna keluarga Hwang.

Apalagi menjadi pendamping sang pewaris utama.

Felix geleng geleng karena pikirannya traveling kemana mana. Ini hanya presepsi Felix saja.

Sosok orang dengan penampilan yang eye catching membuat Felix menoleh ke ujung tokonya.

Itu adalah Ibu Hyunjin.

Felix ragu. Menghampiri, ingin menyuruh bawahannya saja. Tapi rasanya tidak sopan. Maka langkah itu Felix bawa dengan berat ke sisi nyonya besar itu.

Felix menunduk takut takut tapi tetap menampilkan senyum.

Nyonya Hwang menyuruh duduk dan Felix turuti.

Bibir merah merona itu bergerak cepat. Felix kelabakan mengartikan dalam pikiran.

"Saya tidak mau basa basi Felix, Hyunjin sudah bercerita semua ke saya dan Tuan Hwang. Ia meminta izin untuk menikahimu secepatnya"

Felix terdiam, bingung mau berkata bagaimana. Meluruskannya karena ia bisu. Mau menjelaskan dengan bahasa isyarat tidak mungkin nyonya besar itu tidak akan mengerti.

"Awalnya saya bingung harus bereaksi bagaimana, karena Hyunjin sendiri sudah menolak tiga kali perjodohan sebelum ini— dan memilih kamu sebagai pendamping untuk dirinya di masa depan secara tiba tiba— mungkin saya saja tidak paham kalau dia menyimpan rasa bertahun tahun terhadapmu sebelumnya"

Kalau Felix boleh jujur, Nyonya Hwang berkata panjang lebar— sedikit yang Felix tangkap. Namun tetap ia perhatiakan dengan baik sebagai mana seharusnya.

"Saya sepenuhnya paham kenapa Hyunjin memilih kamu dan kenapa May mengangkat kamu menjadi anaknya setelah ia kehilangan cinta sejatinya dan memilih tidak menikah— karena itu kamu seorang yang istimewa, membuat May Jatuh cinta dan bahkan Hyunjin juga"

"Felix satu pesan saya sebagai ibu Hyunjin— bukan nyonya besar yang selalu kamu hindari pada reuni keluarga, karena pilihan Hyunjin jatuh padamu— sebagai ibu saya harus mendukung keputusannya, perlakukan dia sebaik baiknya karena Hyunjin itu mencitaimu begitu besarnya"

Seminggu kemudian, jawaban Hyunjin masih Felix gantung setelah tiga hari pertemuan dengan Nyonya besar Hwang.

"Aku mendapat kabar, ibu menghampirimu di toko? Apa yang ia katakan padamu? Menyuruhmu menjauhiku? Menyuruhmu untuk pergi? Apa Felix? Apa? Kenapa kau tidak memberitahuku" ujar Hyunjin panik, dan Felix terkejut karena begitu cepat gerakan bibir Hyunjin yang tidak bisa terbaca bagi pandangannya.

"Nyonya Hwang sangat baik padaku, jadi tenang saja"
Tutur Felix pelan pelan lewat bahasa isyaratnya.

"Lantas mengapa kamu membereskan baju? Kenapa ada box besar didepan apartement?"

Felix terkekeh, Hyunjin ini sudah tahu Felix susah membaca gerakan bibir tetap saja berbicara cepat.

"Tadi lemarinya tidak tapi jadi aku memgeluarkan bajuku— dan box besar depan apartement adalah paket yang harus aku check sebelum masuk toko"

Bisa dilihat setelah Felix berkata seperti itu, Hyunjin bernafas lega.

"sudah makan?" Tanya Felix sekarang.

"Belum" geleng Hyunjin sebagai balasan.

"Aku akan memasak sop, mau?"

"Tidak baik menolak sesuatu, jadi masaklah yang enak— aku mandi dulu"

cengiran itu Felix dapat dari Hyunjin. Selalu. Seperti itu. Tulus.

Felix masih bertanya tanya, kenapa Hyunjin bisa jatuh cinta padanya. Padahal Felix jauh dari kata sempurna dan sedikit butuh perhatian lebih karena Felix menyandang gelar orang istimewa.

Lamunan itu terhenti saat Hyunjin mengelus punggung tangan Felix yang tak kunjung menyendok makanan ke mulut.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Hyunjin

Felix menggeleng sembari tersenyum.

"Semua baik baik saja kan?"

Felix tersenyum lagi tapi kali ini mengangguk.

"Kalau ada apa apa kau bisa memberitahuku" tunjuk Hyunjin pada hati.

Dan Felix mengangguk mengerti.

"Besok aku mencoba menjual kue dengan resep yang baru, kalau Hyunjin tidak keberatan mencoba akan kubawakan ke kantor? Bagaimana?"

Felix bertanya, dan Hyunjin berkerut keningnya.

"Kue? Apa yang baru?" Tanya Hyunjin lagi sepertinya tidak mengerti.

"Resep"

"Oh— boleh.. sebaiknya aku saja yang ke toko?"
Toko yang dimaksud Hyunjin ini merangkap jadi cafe.

"Tidak usah, kali ini biar saja aku yang mengantarkannya"

Tbc.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang