Embarrassing encounter with the Earl

1K 130 10
                                    

Mungkin agak sedikit berat, atau ringan— nikmati saja setiap rangkaian kata—kita beranjak dari pelabuhan dan berlayar hingga ujung dunia.

Era Victoria
Omega vers



Felix tau di muka bumi ini tidak ada yang baru, dia juga bukan orang yang esensialis. Dari sekian banyak kebetulan kenapa bertemu seorang yang begitu realistis. Yaitu keluarganya sendiri tentang sebuah makna dari kata bersanding secara alami.

Omega dan Alpha— kasus klasik.

Felix terjebak di pusaran yang bernama kepatuhan pada perintah. Apalah arti usia kalau sudah di perbudak rasa taat karena takut bersalah.

Kepalang kecebur, sekali mendayung sampai bibir pantai pun Felix sebenarnya bingung. Tapi ketika hal hal yang Felix baru tau bahwa seseorang yang di jodohkannya itu sesosok ajaib yang baru.

Felix paham sesuatu.

Karena di jodohkan oleh keluarga di usia yang mendekati dua puluh, titik balik omega pada masa-masa subur. Tak tentu perihal waktu. Dengan Hyunjin, seorang Earl dari London Barat umur tiga puluh satu. Mereka yang begitu tertaut jauh—

Terlihat dari tulisan surat menyurat yang sudah beberapa kali Felix tulis untuk yang lebih tua beberapa waktu yang lalu. Berbeda sekali dengan Felix yang begitu tanpa ragu merayu. Bukan merayu dalam artian harfiah secara gamblang, bukan. Hanya tulisan Felix yang lebih berani di banding Hyunjin singkat dan padat jelas tepat sasaran.

Karena di negara asalnya— sebut saja Amerika.

Sebelum Felix pindah ke Inggris raya.

Para omega sepertinya akan dijadikan budak para Alpha. Felix paham betul kasta dia adalah yang paling rendah— Bukan di angkat naik tahta seperti di negara asal ibunya, berkebalikan dan berbeda. Felix melihatnya benar benar ternganga.

Semua mata tertuju padanya saat memasuki kereta pada peron nomer dua, orang orang melihatnya dengan tatapan memuja. Seperti mawar yang indah di eloknya taman bunga bukan seorang jalang yang cuman mengandung keturunan para Alpha.

Maka dari itu, sendirian ke bagian lawan dari petunjuk arah Timur, Felix memegang penuh kepercayaan. Bahwa ia akan aman tentram sampai pada tujuan.

Hanya bermodalkan surat usang, perintah sang nenek dari pihak ibu, yang menyatakan kesediaan cucu terakhirnya di nikahkan dengan Earl dari keturunan para bangsawan.

Perjanjian lama— entah dari mana asal usulnya yang jelas Felix terjebak dan menanggung semua.

Maka saat ia selesai membaca buku di kereta kuda dan menatap keluar— sampailah Pada Tuxbury Old Hall kediaman sang pangeran yang memang sulit di capai dari stasiun terdekat, lima mil dari manapun. Menaiki kuda dan berjalan kaki dari gerbang utama sampai pintu besar rumah ketika Felix tiba pada hari mulai gelap. Rumah mewah yang berdiri megah di sebuah taman yang luas. Semacam kumpulan dari seluruh jaman dan mode, dimulai dari fondasi dari Elizabeth sebagian terbuat dari kayu dan diakhiri dengan Serambi bertiang dari Era Victoria.

Masuk ke dalamnya di sambut pelayan ramah dan separuh abad. Felix menutup pintu besar dan kembali menggeret kopernya masuk kekamar. Sebelum bertemu dengan orang yang di jodohkan— Didalamnya beberapa dinding terbuat dari bahan kuat sampai tahan guncangan. Dihiasi permadani dengan foto foto tua yang kabur lumayan usang.

"Tuan Lee.."

Nama Felix di panggil kembali ketika ia mengeluarkan pakaian untuk tinggal beberapa hari.

ARENAWhere stories live. Discover now