Vampire, kesetiaan dan serbuk bunga musim semi.

1.4K 181 10
                                    

Judulnya kepanjangan tapi yaudah lah ya— dan akhirnya aku update ini😃



Felix itu masih tergolong vampire muda— dimana empat ratus empat puluh tahun hidupnya hanya dihabiskan untuk mengabdi pada satu keluarga kaya di Eropa utara.

Sampai suatu saat Felix ditransfer kekeluarga Tuannya yang lain dikorea.

Dan berakhirlah Felix di Seoul meteopolitan ibu kota.

"Tuan Jeno" Felix memanggil Tuannya yang baru.

Vampire juga sepertinya tapi terlihat awet padahal umur sudah duaribu lima puluh satu.

"Ya?"

"Tuan Lee saya minta maaf kalau nanti alergi bunga saya kambuh karena ini musim semi, diutara sana jarang ada bunga tapi dikorea sepertinya Hatchim—" Felix bersin padahal belum menyelesaikan kalimatnya.

"Ahh mengenai itu— nggak papa. Hyunjin sepertinya gak keberatan"

"Hyunjin?" Perjelas Felix kembali.

"Hyunjin itu Tuanmu, bukan saya"

"Ehhhh" Felix terkejut bukan main, padahal hatinya dari awal sudah senang karena Tuan barunya ini tampan, rupawan serta dermawan. Ternyata bukan?

"Saya memang Tuanmu dari keluarga di Eropa Tapi saya tidak butuh kamu membantu karena sudah ada yang lain, jadi saya putuskan memberikanmu sepenuhnya ke Hyunjin— teman saya"

Felix diam setelah Jeno ngomong barusan.

"Hyunjn seumuran saya Felix kalau kamu mau tahu— dan ayo turun kita sudah sampai"

Keluar dari mobil yang Jeno kemudikan, Felix mengikuti langkah dibelakang sang Tuan.

Ini tidak seperti bayangan Felix di Eropa ketika dia senang mendapat Jeno sebagai pemilik barunya.

Tapi ini lain, Felix malah dibawa kesebuah rumah mewah.

Berjalan perlahan, Felix disuruh duluan ketika pintu dibukakan Jeno.

Duduk diruang tamu menanti entah sampai kapan.

Hingga seorang keluar dari lantai dua rumah yang membuat Felix berjingkat kaget.

Felix bergidik, auranya tidak enak. Tidak tenang dan cenderung hitam. Bahkan mata itu pekat sekali tidak seperti vampire lain yang pernah Felix lihat sejauh ini.

"Jen!!"

Orang itu memanggil. Felix tidak berani menatap, padahal sadar kalau punggung nya dilihat.

Jeno yang tadi pamit sama Felix kedapur akhirnya muncul.

"Hai— udah bangun?"

"Ck— ini apa?"

Felix ditanya dengan kata apa oleh yang Felix duga Tuan Hyunjin ke Jeno, seperti barang saja.

"Hadiah—" Jeno mengendikkan bahu.

"Habis ke sambet apa lo?" Hyunjin mendecih tak suka. Dan melanjutkan kata "asisten pribadi gue dikantor ada dua— dia gak bisa gue terima"

"Salah satunya berhenti sebentar lagi— Renjun gue ambil... lo tau kan?"

"Ah astaga gue lupa" Hyunjin menepuk jidatnya.

Felix sendiri gak mengerti dan kurang paham apa yang sedang dibicarakan.

"Jadi sebagai ganti rugi, gue ngasih ini?"

Felix ditunjuk lagi oleh Jeno dan Hyunjin itu yang sudah duduk menyilangkan kaki di sofa paling ujung, melihat Felix dari atas kepala sampai ujung kaki.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang