FYI - 3

813 143 3
                                    

Felix Yang Istimewa

Felix melangkahkan kaki di gedung tinggi itu menaiki lift dan menuju ruangan Hyunjin yang telah diberitahu dari rumah sebelum ini.

Sampai pada bagian resepsionis, Felix agak bingung bagaimana memberitahu. Jadi Felix mengetiknya di ponsel kemudian memberikan— dan sambungan telpon terjadi bahwa Felix diizinkan masuk.

Menunggu sebentar di ruangan yang besar. Felix merasa bersalah pada Hyunjin, sejatinya kenapa Hyunjin Hwang seorang yang sempurna mencintai orang cacat sepertinya.

Hati Felix teriris sekali lagi. Kalaupun ia egois karena mau membalas perasaan Hyunjin rasanya akan terlalu kejam bagi Hyunjin menyikapi omongan omongan orang ketika mempunyai pasangan yang istimewa.

Pintu terbuka lebar. Hyunjin tampak tidak sadar kehadiran Felix dan terus berbicara dengan sang sekertaris sambil tertawa tawa.

Kemudian mengacak gemas rambut blonde orang yang mirip rubah kalau kata Felix.

Akhirnya setelah sadar, Felix dinotice kehadirannya diruangan. Dan Hyunjin tampak tidak terkejut dan berlalu ke sisi Felix setelah sang sekertaris pamit pergi.

"Sudah lama?"

"Tidak juga" balas Felix.

"Kebetulan aku belum makan siang?"

"Ini jam 4 sore? Kenapa belum makan?"

Hyunjin sedikit gugup menjawab "hehehe ya begitulah— Felix kamu tidak mau membukanya untukku?" Tunjuk Hyunjin pada kotak yang Felix bawa.

"Hyunjin harus makan nasi dulu" Felix menarik kembali kotak pink ungu kedalam dekapan.

"Makan bersamaku?"

"Pokok Hyunjin makan nasi dulu" kekeuh Felix

"Baiklah baiklah, kita pulang aja ya— ini memang sudah waktunya pulang juga" senyum Hyunjin terpatri di wajah tampan yang lelah itu, Hati Felix jadi sedikit nyeri karena Hyunjin bekerja keras sekali.

Sampai pada parkiran basement apartement. Felix mencegat Hyunjin sebelum masuk lift.

"Aku tidak masak nasi? Kenapa tidak makan diluar?"

"Felix, sekarang ada yang namanya pesan antar. Kita makan dirumah setelah aku mandi. Aku yakin kamu juga belum istirahat dari pagi ya kan"

Dengan begitu, Felix di gandeng Hyunjin sampai pintu apartement.

Felix menata makanan yang sudah datang setelah Hyunjin dan dirinya sendiri juga sudah selesai mandi.

Didepan televisi besar. Duduk berdua dihadapan makanan. Kali ini tidak di meja makan. Karena Hyunjin bilang. Ia bosan. Jadi Felix hanya menurut.

"Wangi banget" kata Hyunjin itu yang sebenarnya mengendus pucuk kepala Felix sebelum berpindah tempat tepat disamping Felix. Tapi tidakb disadari si Lee.

Setelah selesai membaca doa atas syukur yang maha kuasa. Felix menyuap nasi dan potongan katsu kedalam mulutnya. Menu Hyunjin juga sama denganya.

Pada suapan kelima.

"Fel ada itu" tunjuk Hyunjin pada bibir sebelah kiri.

Felix pikir itu ada sisa makanan disisi kanan didirinya. Jadi Felix bertanya lewat mata apakah sudah?

Hyunjin tertawa kemudian tanpa yang bisa Felix kira sebelumnya sisi Kiri ujung bibir Felix dikecup pelan.

"Tadi ada nasi disini, sayang kalau gak dimakan"

Felix menunduk malu. Tak dapat Felix dengan kalau Hyunjin sudah terkekeh puas.

Menaikkan muka yang semerah tomat matang, Felix cemberut. Mempout lucu.

"Hyunjin nakal" gesture yang Felix beri.

"Eh eh eh maaf hehehehe" kekeh Hyunjin lagi.

"Gak ada yang lucu" kali ini Felix sudah menaruh sendok dan berkacak pinggang.

"Felix lucu sekarang tadi juga lucu apalagi kalau lagi cemburu"

Tanda tanya besar dalam benak Felix atas perkataan Hyunjin.

"Mata Felix seperti mau melecos keluar saat aku selesai mengacak rambut Jeongin"

Oh menangkap maksud Hyunjin. Felix makin merah sampai ke cuping telinga.

"Bener kan, Felix cemburu?"

Bukan anggukan yang Hyunjin dapat, tapi pukulan bertubi tubi dari Felix yang gemas karena Hyunjin akhir akhir ini suka manjahili.

"Ahh Felix stop iya iya ampun" mohon Hyunjin sambil tidak sanggup tertawa lagi karena sudah tidak bisa dan malah memegang tangan Felix dikedua lengannya.

"Kalau Felix cemburu, coba terima tawaran Hyunjin yang lalu?"

Muka Felix menegang tak suka arah pembicaraan mereka. Dah Hyunjin mengetahuinya segera melepaskan pegangan pada lengan yang lebih muda.

"Gak papa, kalau Felix masih butuh waktu. Aku Tunggu" tapi kata Hyunjin yang satu ini tidak didengar Felix Lee.

Keraguan keraguan akan sosok ketidaksempurnaan dari dalam diri Felix sendiri yang menggerogoti rasa yang Felix punya.

Bohong kalau ia tidak jatuh cinta juga pada sosok yang sedang sibuk dengan pekerjaan diruang tamu utama.

Jadi Felix berpikir demikian apabila ia pergi dengan itu Hyunjin akan tidak akan menyukainya lagi

Pundak Hyunjin ditepuk, dan Felix duduk di sofa sebelah yang Tua.

"Hyunjin, Renovasi rumah ibu sudah selesai— jadi besok aku bisa beres beres dan balik pulang"

Dipastikan Hyunjin Hwang akan berdecak kesal duluan kemudian menaruh laptopnya dan fokus ke Felix sekarang.

"Katanya tiga bulan?"

"Tidak tau— tiba tiba kemaren aku mendapat kabar kalau sudah selesai" Felix tidak mengada ngada karena ini memang fakta. Jadi sekalian saja digunakan untuk memghindari Hyunjin kan? Karena pikir Felix, Hyunjin hanya jatuh cinta pada Felix ketika ia ada mungkin kalau terlihat tidak ada rasa itu akan berkurang perlahan lahan.

"Jam dua siang, aku selesai meeting jam dua siang. Tolong tunggu aku, agar aku bisa membantumu pindah"

Hyunjin berkata demikian dan Felix menggeleng lemah.

"Hyunjin akan lelah, Felix sudah siap menutup toko dari pagi, jadi tidak apa apa pindah sendiri"

"Baiklah, kalau begitu selesai dari kantor aku mampir rumah" putusan Hyunjin di jatuhi dan Felix cuman bisa menyetujui, mau bagaimana lagi. Hyunjin itu sedikit pemaksa orangnya.

Tbc.

ARENAWhere stories live. Discover now