Hanahaki🥀

1.2K 137 25
                                    

Sorry kalau ada typo, here we goo🛫

Felix kembali terbatuk, dadanya makin sesak. Sesuatu hal cantik menyerang saluran nafas. Penyakit mematikan yang terus mekar dan menyumbat jalur udara termasuk batang tenggorokan.

"Uhuk" Tersedak sebentar, tanaman hias berbentuk kuning cerah bercampur air ludah dan darah— keluar lumayan banyak dari rongga mulutnya.

"Uhuk..." Batuk kali kedua, bunga bulat gemuk dengan kuncup kelopak kecil bertumpuk keluar secara tidak sengaja. Felix teruduk di kamar mandi yang basah lantainya.

"Kalau begini uhuk..." Felix mengambil nafas— pampatnya begitu sakit dan memilukan untuk di lihat "aku bisa mati..." berusaha berdiri— menyeret tubuh ringkih ke sisi closet duduk untuk berdiri. Felix berusaha setengah mati. Kondisi yang di miliki Felix terjadi akibat dari layunya beberapa bunga di kebun paru-paru nya sendiri. Seperti yang sudah diketahui, penyakit ini dapat menjadi mematikan bila tak segera diobati.

Dan Felix mau sembuh! Walau pembayaran penuh melupakan segala kisah indah tentang Hyunjin dulu— Melalui operasi pengangkatan akar tanaman rongga paru-paru bagian paling dalam.

Berusaha bangkit dan membersihkan wajah agar tampak tidak berantakan— Felix berusaha baik-baik saja sebelum operasi besar dilakukan. Tapi sebelum itu semua di kerjakan, Felix tetap mau mengungkapkan perasaan. Cinta yang begitu deras keluar seperti arus ganas dalam muara lautan— Tuhan kali ini saja. Janji sepihak Felix di restaurant pinggir jalan— semoga Hyunjin datang.

Felix berangkat dari apartementnya sendirian berharap seseorang balik kedalam pelukan.

Denting jam makin malam, larut kian datang. Kesunyian panjang duduk pada ujung meja bulat besar— Felix harus tetap bertemu Hyunjin untuk membuka katup dan membiarkan arus cinta terpendamnya menemukan jalan keluar.

Jam sembilan— Mata Felix mengedar ke seluruh ruangan. Lonceng berbunyi klang! Penantian tanpa tangan hampa, Hyunjin datang dengan tampannya. Walau wajah kuyu setelah baru pulang dari lembur kerja.

"Hai.. maaf terlambat.. sudah lama?"

Felix mengangguk jujur, kelopaknya menggenang emosi-emosi serta pedihnya dirinya ini.

"Mau pesan makan? Operasi kamu lusa kan?" Felix merasa bunga dalam dadanya kini lebih mekar. Sesak tak tertahan—

"Iya tentu saja..."

Jawab Felix seraya tersenyum, menyodorkan menu pada Hyunjin yang kini tampak sedikit semangat memilih menu makan kelewat malam.

"Kerjaan mu baik?" Felix bertanya dan Hyunjin mengangguk antusias, mirip anjing kecil yang punya bulu halus mengembang. Felix tidak bisa lagi sok naif dengan cinta yang kian bertumbuh makin luar biasa besar.

"Yakin.. setelah operasi pindah ke Australia?" Hyunjin membantu Felix memberikan buku menu ke pramusaji setelah mengucapkan makanan apa yang mereka pilih.

Barangkali Felix paham kenapa hati kecilnya mau seperti ini sebelum pergi ke rumah sakit, karena bertemu pujaan hati adalah hal dalam mencegah waktu erosi, agar kenangan-kenangan tak tersapu secara keseluruhan walau sebenarnya percuma karena ladang cinta bunga gemitir Felix di cabut sampai akar akarnya.

"Yakin kok... Chaewon bilang itu yang terbaik" Felix mengangguk mantap, padahal kalau Hyunjin tatap— Felix bisa saja langsung berterus terang dan menentang pendapat sang saudara kembar.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang