New Home🏡

1.1K 152 17
                                    

[repost]

Long short story about Felix new home🏡🤍

If your already read, just reread again this sampai habis😊✨




Usai yang tidak pernah akan selesai, Felix memilih menjalankan hidup dengan hati yang perih serta tertutup.

Senyumnya begitu getir melihat orang lain sudah memasuki tahap yang sepantaran di lakukan pada usia tiga puluh dua.

Dimulai dari yang sudah tunangan, kemudian menikah dan berkeluarga serta hadirnya bayi ditengah tengah mereka. Felix iri saat curhat pada nisan sang kekasih, Hyunjin yang telah tenang di surga.

Air mata Felix sudah kering, sepuluh tahun waktu yang lama untuk ia sendiri meratapi nasib.

"Ya halo..." panggilan di ponsel di jawab saat Felix tengah duduk membersihkan alang-alang yang lumayan banyak di sekitar makam.

"Percayalah, aku jengah kau tawari terus soal kencan buta Eric" memutar bola matanya malam, Felix kesal mendapat tawaran perihal lelaki tampan yang sahabatnya tawarkan.

"Aku tidak tertarik..."

"Ya ya baiklah, untuk terakhir kali... setelah itu sudah... hemm semoga natalmu juga menyenangkan"

Felix menutup ponselnya, menghembuskan nafas kasar dan berdiri membersihkan tangan.

"Tunangan sahabatmu dulu Sunwoo itu, Eric Sohn ingat? Dia sudah menikah dengan Sunwoo dan menjadi sahabat ku juga sekarang... awalnya aneh, dia berisik Hyunjin... seperti kkami... kkami sakit dua tahun setelahmu pergi dia juga ikut, tinggal aku sendiri... nah besok adalah hari penting, natal tanpamu lagi... sedih..... masih... tapi ndak papa— Felix udah ikhlas Hyunjin pergi... semoga Hyunjin selalu dengar doa Felix yang terbaik— aammeen"

Tautan tangan kiri kanan terbuka perlahan, Felix melempar senyum pada angin yang sedikit berhembus kencang. Entah pertanda apa— pokok Felix harus segera pulang setelah rutinitasnya terjalankan ke makam.

"Sayang, ai pulang..." berbalik, ternyata ulu hati Felix masih sakit. Setitik air mata jatuh kata sial terucap dalam hati. Iya Felix sedang menahan pilu sendiri.

Delapan derajat kota metropolitan New York sudah menjadi makanan hangat Felix saat mendekati natal. Lusa adalah hari baik, dan malam ini dia berencana ketemu orang yang akan di kenalkan Eric.

Resturant bintang lima di tengah kota serta salju turun sedikit sebagai gambaran ketika Felix melangkah keluar rumah dan melihat alamat tujuannya.

"Ya baiklah, hidup harus terus berjalan... ya Eric awas saja..."

Mengemudikan mobilnya dan parkir di basement hotel tempat janjian. Felix turun terburu buru karena tahu ia tidak tepat waktu. Macet di jalan membuat Felix tidak enak dan meninggalkan kesan buruk.

Sedikit linglung, Felix masuk dan di antar pramusaji ke meja yang sudah di pesan atas nama Eric.

Duduk dan merapikan sedikit rambut pirang yang berantakan, Felix sedikit heran karena ternyata tidak ada orang.

Hanya sebuah ponsel yang terus menerus pesan masuk mengenai flight schedule yang berantakan dan beberapa chat orang.

"Permisi, Felix Lee..." dari belakang suara berat dengan tangan dingin menepuk bahu Felix.

"Ya..." menoleh ke sumber suara. Jantung Felix turun ke tanah.

"Maaf, tadi saya ke kamar kecil sebentar— sudah mau pesan?"

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang