chapter 24

746 168 5
                                    

Selama sehari an aku berpura-pura biasa saja. Memang aku lebih banyak diam daripada biasanya. Tapi ternyata, aku jago juga berpura-pura tidak ada apa-apa. Aku masih senyum di depan Helen. Juga menanggapi apapun yang dia katakan. Bagaimana pun, Helen teman sebangkuku. Aku nggak mungkin mengajaknya bertengkar. Lagian mau bertengkar apa? Apa salah Helen ternyata ia berteman dengan Bella? Itu kan hak nya.

Kalau aku mulai tidak tahan berpura-pura baik-baik saja. Aku biasanya memaksakan diri menggambar. Inginnya menggambar yang gembira. Kepiting, udang atau semua makanan yang kusuka. Tapi, tanganku bergerak sendiri. Aku malah mengggambar anak perempuan dengan wajah murung.

"Eh, eh lihat tuh Jo. Abi bisa melompat setinggi itu ya." Ujar Helen ceria sambil menunjuk Abimayu yang sedang heboh main dengan teman-temannya. Mereka gantian melompati meja kelas kami sambil ketawa ngakak.

Tanpa sadar aku melirik Helen curiga. Sebelum buru-buru menggelengkan kepala untuk menetralkan ekspresiku kemudian tersenyum kecil. Ternyata nggak enak kalau sudah terlanjur tidak percaya pada orang. Kalimat apapun yang keluar dari Helen, kufilter sepuluh kali dalam kepala. Menembak-nebak maksud di balik kalimat sesepele itu.

Mendadak aku teringat, Helen pernah berkata dia team Abimayu. Dulu aku nggak pernah su'udzhon soal itu. Sekarang, aku curiga, di balik kata itu pasti ada yang nggak beres.

"Tuh, Abimayu ngeliat kesini Jo." Ujar Helen sambil menarik-narik ujung kemejaku, sebelum mengerutkan kening heran,"Tumben Abi nggak nyamperin kamu sama sekali hari ini."

Aku menggigit bibir dalam-dalam sambil mengangkat bahu.  Untungnya aku tidak cerita kejadian kemarinku dengan Abimanyu pada Helen.

Belum lagi, saat istirahat siang, seperti biasa Saga datang ke kelasku. Mengajak ku ke kantin. Tanpa sadar aku melirik Helen. Helen ternyata sedang melempar pandangan penuh makna ke Bella yang duduk di pojokan. Singkat, tapi itu patah hati terbesarku. Karena aku percaya Helen. Sepercaya aku pada May, novietta dan Ellie.

"Kenapa?" Tanya Saga ketika kami duduk di salah satu meja kantin.

Aku mendongak kaget. Aku bisa berakting baik-baik saja di depan semua orang tapi jelas Saga nggak bisa di tipu.

Dengan hati-hati aku mulai berkata perlahan, "Tanggapan teman-teman Saga waktu Saga pacaran sama aku apa?"

Saga tertawa, "Mereka seneng. Kenapa?"

"Kalau tanggapan orang-orang yang nggak Saga kenal apa?"

"Buat apa peduli pendapat mereka?"

"Oh." Aku mengalihkan pandangan dari Saga.

"Kenapa? Pasti kamu dengar sesuatu yang nggak enak."

Aku mengangguk.

"Mau cerita?" Tanya Saga sopan dan langsung kujawab dengan gelengan kepala. Membuat Saga sontak menepuk-nepuk puncak kepalaku pelan.

"Saga juga pasti banyak denger hal yang nggak enak."

"Soal apa?"

"Soal kita."

Saga mengangguk tenang, "Mungkin ada. Beberapa. Tentang Abimayu."

"Soal Abimayu sama aku? Padahal Saga tau itu nggak bener kan?"

"Memang." Saga melipat kedua tangannya di bawah dagu, "Kalau soal kamu dan orang lain. Aku PASTI nggak percaya. Kecuali aku dengar dari kamu sendiri." Saga terdiam sesaat sebelum menghela nafas,"Sayangnya, kalau soal Abimayu, itu beda."

"Apa bedanya?"

"Abi kemarin ke rumahmu kan?" Saga mengucapkan kalimat barusan dengan nada tenang tapi entah kenapa membuatku panik.

"Maaf Saga. Sebenernya aku mau cerita soal itu." Seruku panik.

Saga menggelengkan kepala, "Nggak usah minta maaf. Aku tau dari sebelum dia datang. Karena Abi sudah ijin ke aku sebelumnya."

"Abi nggak lama di rumah ku. Dia cuma ngomong sedikit." Potongku.

"Aku tau." Saga mengangguk, "Maksudku, kamu tadi tanya kan kenapa Abi beda?" Saga tertawa mengejek seperti menertawakan dirinya sendiri, "Karena aku kenal Abimayu. Dia belum pernah seperti ini sebelumnya."

Dunia Jo (Completed)Where stories live. Discover now