Chapter 32

959 168 18
                                    

Ternyata, aku nggak seberani teorinya. Besoknya aku malah nggak berangkat sekolah gara-gara badanku sakit semua.

Sama seperti orang yang setelah kecelakaan nggak ngerasa apa-apa tapi baru hari esoknya mogok nggak bisa bangun dari tempat tidur. Aku juga sama. Badanku rasanya nggak karuan. Aku suka jalan-jalan karnaval kemarin tapi kayaknya itu bukan pilihan yang tepat apalagi setelah jatuh kayak gitu.

Soal Helen, aku tau aku harus bicara dengan nya. Cuma aku nggak bisa bayangin reaksinya. Karena aku nggak bisa bayangin Helen yang biasanya lucu dan menyenangkan ternyata sekedar akting. Tapi masa' iya itu semua akting? Kalau iya, Helen bisa menang penghargaan tuh.

Aku juga ijin semua kegiatan hari ini. Termasuk kerja sambilan di toko Bu Wito. Jadi seharian aku hanya tiduran di ruang TV menonton film atau menggambar. Ternyata aku memang butuh hari kayak gini. Betul kata Saga, aku hampir nggak pernah punya waktu untuk ku sendiri.

Hingga sorenya aku di kejutkan oleh telepon Helen. Aku menatap nama di layar handphone dengan was-was. Tapi kuputuskan kuangkat juga. Aku mendengar suara Helen mengalun dengan nada biasa aja di ujung telepon, membuatku bertanya-tanya, apa aku dari kemarin halusinasi atau gimana?

"Haloo Jo. Kok bisa sih kamu hari ini nggak berangkat? Padahal kemarin kamu di karnaval kelihatan biasa aja."

"Aku habis jatuh." Ujarku mengulang kata yang sama seperti yang kugunakan waktu ijin dengan guru kelasku.

Helen ketawa di ujung sana, "Kamu beneran jatuh? Dimana?"

"Di toko kue tempat aku kerja. Kepeleset. Lenganku memar."

"Kirain kamu main semalam suntuk sama Saga sampai bangun kesiangan."

Bagai ada background petir di belakangku, aku melongo, "Hah? Apa?"

"Aku denger selentingan kayak gitu. Katanya kamu cuma pura-pura sakit. Makanya kamu cepet masuk ya. Tunjukin bekas memarmu ke temen-temen biar mereka pada nggak mikir aneh-aneh."

"Aneh-aneh gimana?" Sambarku cepat.

"Ya seaneh yang mereka bisa pikir."

"Kamu denger itu darisiapa?"

"Banyak yang lihat kamu dan Saga di karnaval kan. Termasuk aku dan Bella. Hampir semua yang nggak sengaja lihat kamu waktu itu bilang kamu kelihatan baik-baik aja. Eeh... anehnya tau-tau besok nggak masuk."

Hatiku mencelos mendengar Helen menyebut nama Bella.

"Jangan salah paham." Helen berdeham pelan, "Aku nggak ngomong aneh-aneh apapun kesiapapun. Aku percaya kamu memang sakit. Tapi orang lain nggak semuanya langsung percaya gitu kan?"

"Apa Bella atau Yano yang nyebarin cerita aneh?" Tuduhku setengah yakin.

"Bisa iya. Bisa enggak. Tapi sebenernya mereka nggak sejahat itu kok."

Aku menggigit bibir dalam-dalam. Hanya terdiam. Walaupun dalam hati menggerutu.

"Jadi, apa kamu marah aku pergi sama Yano dan Bella?" Potong Helen.

"Itu terserah kamu kan?" Jawabku singkat dengan nada kubuat selembut mungkin.

Helen terdiam cukup lama di ujung telepon, sebelum ia tertawa kecil sambil berkata, "Sekarang aku jadi sedikit paham kenapa Saga suka banget sama kamu, Jo."

Dunia Jo (Completed)Where stories live. Discover now