chapter 29

766 162 4
                                    

Lagi-lagi Saga membawaku ketempat yang tidak kutau. Tempat yang kusuka. Tempat yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Tempat ini mirip seperti taman bermain. Hampir seperti karnaval. Dengan lampion-lampion berjejer, lampu Natal bergelantungan di setiap pohon dan karakter-karakter lucu yang di bentuk dari lampu. Bahkan juga ada Merry go round dan bianglala yang terlihat dari tempat parkir mobil.

"Kamu suka?"

"Iya. Iya. Iya." Jawabku semangat. Sudah nyaris lompat keluar dari mobil bahkan sebelum Saga berhenti memakirkan mobilnya.

"Tapi sebelum kesana, kamu pakai ini dulu." Perintah Saga sambil mengeluarkan bungkusan yang ia beli di apotek sebelumnya.

Aku mengerjapkan mata, bungkusan itu berisi obat-obatan yang tidak begitu aku pahami.

"Ini apa?" Tanyaku sambil mengangkat satu obat yang berbentuk salep gel.

"Itu trombojel. Apa kamu nggak pernah pakai ini?" Tanya Saga khawatir.

Aku menggelengkan kepala, "Aku jarang minum obat waktu sakit."

"Lalu kalau kamu jatuh?"

"Biasanya kubiarin sampai sembuh sendiri." Jawabku jujur.

Mendengar jawabanku Saga segera mengalihkan pandangannya, tapi aku sempat melihat sekilas ekspresi sedih di wajahnya.

"Tapi aku nggak apa-apa, Saga. Sampai sekarang aku masih hidup kan?" Aku menambahkan buru-buru.

Saga menggertakan gigi dan mengalihkan pembicaraan, "Pakai itu di lukamu yang memar. Untuk yang lain, pakai di badanmu yang kerasa sakit."

Aku mengangguk patuh, "Terimakasih ya Saga, nanti uangnya kuganti."

"Aku tunggu kamu di luar mobil." Potong Saga kasar, "Dan kamu nggak perluh ganti apa-apa."

Aku menatap Saga keluar dari dalam mobil dan berdiri bersender membelakangi kaca mobil. Aku buru-buru melakukan semua yang di perintah Saga sebelum bergegas keluar.

Begitu aku keluar, Saga langsung menggandeng tanganku dengan protektif. Seperti aku anak usia lima tahun yang terlalu semangat melihat kanan kiri dan bisa hilang ditengah kerumuman manusia. Tapi itu memang bisa saja terjadi. Seperti hujan deras di tengah musim panas. Aku terlalu gembira. Dan aku makin bahagia lagi saat aku melangkahkan kaki masuk ke dalam area.

Aku terpana. Melihat cahaya lentera, cotton candy dan balon. Seperti tersihir. Dari yang tadinya aku merasa jadi orang paling sial sedunia sekarang aku merasa jadi orang paling bahagia di dunia.

"Aku bakal ngikutin kamu kemanapun kamu mau." Ucap Saga sambil mengencangkan gandengan tangannya di tanganku. Ketika aku tanpa sadar mulai berjalan setengah melompat-lompat seperti anak kecil.

Aku mengangguk, dengan cepat memeluk Saga. Kemudian tersenyum lebar sambil mendongak menatapnya. Saga tertegun kaget. Rambutnya jatuh di kening dan bibirnya sedikit terbuka. Ini pertama kalinya aku memeluk Saga terlebih dulu.

"Terima kasih Saga. Aku sayang Saga."

Dunia Jo (Completed)Where stories live. Discover now