Part 7

1.4K 224 2
                                    

"Gimana? diamuk lagi nggak?" Tanya Helen sekembalinya aku dari koprasi.

"Nggak." Jawabku.

"Bukannya katamu masih kurang 4 anak yang masih belum lunas?" Tanya Helen heran.

"Pembayaran LKS mereka kutalangi dulu."

Helen mengerjapkan mata kaget. "Berapa banyak kamu nalangin mereka?!"

"Masing-masing dari mereka cuma belum lunas LKS PPKN, Agama, Biologi sama Sejarah kok."

"Huh? Tetep aja! Kalau dijumlah berapa ratus ribu uangmu keluar?!"

Aku meringis, "Makanya targetku minggu ini, uangku harus sudah balik."

Kalau nggak, bisa di bilang uang kerja keras sambilanku selama dua minggu ludes, Pikirku ngeri

"Emang siapa aja yang masih belum lunas?"

"Agas, Bella, Yosha, Abimayu."

"Kamu kok mau-maunya bayarin tunggakan LKS mereka? Harusnya kamu biarin petugas koprasi nagih sendiri ke mereka." Kata Helen jengkel.

Ya, masalahnya sebelum bu Tedjo mau turun tangan sendiri, akulah yang beliau injek-injek sampai bejek setiap harinya. Aku sudah bosan dimarahi melulu apalagi ini hari terakhir penutupan pembayaran LKS. Helen menatapku jengkel, sebagai teman sebangkunya, ia agak hafal kebiasaanku yang lebih suka ngalah dibanding marah. Saking jengkelnya, ia langsung mendamprat Bella, Yosha, Agas dan Abimayu saat itu juga.

Mendengarku nalangin uang LKS mereka dulu, bukannya malu Bella malah seneng. Untungnya kalau Agas, Yosha dan Abimayu lebih punya hati nurani, mereka langsung ngeluarin dompet nglunasin hutangnya.

"Tuh, kalian sebenernya pada punya uang kan? Kenapa kalau ditagih susah amat." Sungut Helen mengambil uang yang disodorkan Agas dan Abimayu.

"Habis Johan jarang ngomong kecuali kalau lagi nagih." Kata Abimayu sambil nyengir.

"Hah? Terus kenapa emangnya?"

Abimayu ketawa lalu buru-buru mengalihkan pembicaraan dengan berteriak pada Bella, "BELLA, kamu belum bayar juga kan? Bayar sonoo! Tau nggak doa orang teraniaya kayak Johan lebih didenger tuhan."

Helen mendengus, "Kamu juga yang termasuk menganiaya Johan!"

"Iya! Hayooo loh." Ujarku dengan ekspresi di buat seseram mungkin tapi gagal karena Abimayu dan Agas malah ketawa ngakak.

"Yang bendahara kan Johan, kok kamu yang ngotot?" Seru Bella dari ujung ruangan.

"Habis yang makek LKS kamu yang bayar Johan! Kejam nggak tu? Iya kan Jo?" Sahut Abimayu sambil nyengir kearahku.

"E..eh?" Aku tersentak kaget, "Tapi sejauh ini kamu sama aja sih, Bi."

"Ah, yaudah kamu diem aja deh." Kata Abimayu tersenyum geli padaku lalu mulai berteriak lagi pada Bella, "Bayar boss. Cailah mukanya jangan cadas gitu. Mukamu yang nggak cantik tambah nggak cantik. Kalau mau ngelaporin ke Yano nggak apa-apa. Ketua gengmu, Yano udah tobat tapi kamu belum ya?" Teriak Abimayu dan sontak Bella meradang marah.

"Ssst, Bi. Bisa diem nggak sih? Kamu jangan begitu. Ntar kalau Bella beneran balas dendam, aku yang dijadiin sasarannya." Bisikku sambil mencoba membekap mulut Abimayu.

Bukannya berhenti Abimayu malah tambah koar-koar ngeledek Bella. Terang saja Bella yang aslinya berperawakan ala model, tinggi putih berambut lurus panjang berubah mirip kuntilanak marah. Mukanya merah kuning ijo dan tangannya terkepal memutih.

"Abi. Tolong berhenti." Bisikku panik. Sekarang aku malah yang sibuk mati-matian mencoba melepaskan telapak tangan Abimayu yang ia tangkupkan ke wajahku.

"Tenang aja Jo. Kan ada aku." Ujarnya bangga lalu melepaskan telapak tangannya begitu aku megap-megap kehabisan nafas.

Dunia Jo (Completed)Where stories live. Discover now