chapter 35

673 143 7
                                    

"Hei Johaaan, aku mau bayar hutang LKS ku dong. Totalnya berapa?" Ujar Bella begitu aku duduk di kursiku.

Aku melongo. Rasanya daguku hampir mau copot bersamaan dengan jantungku gara-gara melihat Bella tau-tau menyambutku pagi ini.

"Eh, uhm sebentar." Gumamku canggung sambil mengeluarkan buku catatanku dari dalam tas sebelum menyebutkan sejumlah uang.

"Ini." Bella tersenyum sambil menyerahkan beberapa lembar uang, "Kembaliannya ambil aja, Jo."

Aku mangap makin lebar. Bahkan aku masih mangap lima detik setelah Bella berjalan menjauhiku. Ini bukan mimpi kan? Kupingku nggak error, mataku nggak salah lihat atau otakku konslet kan?

"Kenapa sih sampai bengong gitu Jo? Bella itu nggak se nyebelin yang kamu bayangin kali'." Seru Helen sambil menyodok tanganku dengan lengannya.

Uhm, aku menggigit bibir ragu, sejauh yang kuingat pengalamanku dengan Bella selama ini nggak pernah ada bagus-bagusnya. Apalagi dengan Yano. Wajarlah kalau aku curiga.

"Mungkin Bella mulai ngerasa bersalah sama kamu. Apalagi kemarin dia kukasih tau loh, kalau kamu habis jatuh di tempat kerja."

"Oh." Aku mengangguk-angguk tambah curiga. Kayaknya jatuhku dulu nggelundung dari tangga lebih parah deh dari yang sekarang. Kalau yang dulu aja, Bella nggak peduli masa' sekarang tau-tau merasa bersalah?

"Eh, boleh aku lihat memarmu kayak gimana?" Ujar Helen sambil menarik lengan kemejaku tanpa menunggu persetujuanku, "Ewwh, ternyata memang sampai sebiru ini yaa."

"Sudah agak mendingan kok." Potongku sambil buru-buru menutupi memarku kembali di balik lengan kemeja.

"Kenapa kamu nggak nunjukin memarmu ke orang-orang yang ngomongin kamu yang enggak-enggak?"

"Buat apa? Lagian aku juga nggak tau siapa aja yang ngomongin." Aku meringis. Aneh. Nggak mungkin yg juga aku ngelinting lengan kemeja lalu nunjukin memar-memarku ke semua orang, ke setiap siswa satu sekolah. Selain kurang kerjaan, apa nggak kayak nyari belas kasihan?

"Kamu yakin?"

Aku mengangguk, "Aku nggak peduli mereka bilang apa."

Helen tertawa, "Beneran?"

Aku mengangguk yakin. Aku memang nggak ngelakuin hal yang salah. Mereka yang mikir aku ngelakuin hal aneh, kayak main semalam suntuk dengan Saga sampai besok nya nggak masuk sekolah dengan pura-pura sakit, itu yang salah. Aku juga nggak perluh konfrimasi untuk menunjukan seisi dunia kalau aku benar-benar sakit.

"Ngomong-ngomong, kamu juga beneran nggak marah sama aku Jo?"

"Sedikit." Jawabku jujur, "Harusnya kamu bilang kalau kamu temen baik Bella. Nggak harus sembunyi-sembunyi."

"Aku nggak sembunyi. Kamu aja yang nggak merhatiin. Aku temenan baik sama semua orang tau'." Ujar Helen bangga, "Iya nggak Abimayu? Jangan beraninya cuma diem-diem nguping doang." Ejek Helen sambil menendang bagian belakang kursi Abimayu.

Abimayu tersentak kaget. Secara reflek ia melepaskan headsetnya untuk menoleh kebelakang. Mata Abimayu menatap langsung ke mataku. Sekilas aku melihat raut khawatir di wajahnya, sebelum Abimanyu mulai tertawa cengengesan seperti biasanya, "Anjiiingg, ketauan ya?"

"Iyalah." Helen ketawa ngakak dan mulai bicara panjang lebar. Tapi aku tidak memperhatikan Helen bicara sama sekali. Sama sepertiku, Abimayu juga hanya diam fokus menatapku. Tidak memperhatikan Helen sedikitpun.

Dunia Jo (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora