Part 17

1.3K 213 12
                                    

"Kamu bakal ngelaporin kejadian yang barusan ke Saga nggak?" Tanya Abimayu padaku, begitu kami kembali ke dalam kelas setelah mengumpulkan tugas.

Aku terdiam. Memang itu yang kupikirkan sejak tadi. Biasanya aku selalu menceritakan segalanya pada Saga. Tapi untuk kali ini, aku nggak yakin apa aku harus melaporkannya.

"Iya mau kulaporin." Aku akhirnya berbohong, lebih untuk menakut-nakutin Abimayu supaya berhenti menggangguku.

"Oke." Jawab Abimayu santai. Reaksi Abimayu membuatku dan Helen yang nguping disampingku sama-sama cengok.

"Kamu nggak takut Saga tau kalau kamu suka sama ceweknya?" Tanya Helen penasaran.

Dengan entengnya Abimayu berkata, "Nggak. Saga mah udah tau dari lama."

Mendengar itu, aku langsung menepok wajahku dan mendesah frustasi. Di saat yang sama Helen melirikku sambil mencibir, "Tuh Saga aja tau. Kok bisa-bisanya kamu sendiri nggak tau!"

Abimayu nyengir, "Iya Jo, kamu kok jadi cewek nggak peka amat. Hampir aja aku nekat mau masang baleho pernyataan cinta di depan kelas biar kamu sadar. Ngomong-ngomong kamu ada rasa suka sama aku juga nggak Jo? Walaupun cuma dikit doang?"

Helen menyela, "Jangan langsung to the point gitu dong Bi. Basa-basi dikit kenapa? Biar romantis."

"Buat apa? Percuma."

"Iya ya? Tapi justru sifat idiotnya itu yang bikin aku pingin jadi temen sebangku Johan." Helen melirikku sambil tertawa, "Inget nggak Jo waktu pertama kali kita kenalan? Kita kenalan di depan papan pengumuman pembagian kelas sebelas. Kamu sibuk megangin rokmu yang melorot terus karena kamu lupa pakai sabuk."

Pipiku merona malu. Tentu saja aku ingat, karena hari itu hari yang paling merepotkan buatku. Aku harus ngangkat-ngangkat rok sepanjang hari dan kucing-kucingan dengan guru BK gara-gara nggak pakai sabuk. Aku juga ingat melihat Helen tersenyum geli menatapku di dekat papan pengumuman.

"Ih Jo ngomong kek. Jangan cuma dengerin terus ngangguk-ngangguk doang." Protes Helen karena melihatku hanya diam.

"Aku harus ngomong apa?" Bisikku bingung pada Helen sementara Abimayu menatapku dari meja depan.

"Oh gini aja." Helen nyengir usil dan mulai berbisik panjang lebar di kupingku.

Aku mengerjapkan mata dua kali sebelum balik memandang Abimayu, "Kata Helen, aku suruh tanya ke Abimayu. Sejak kapan Abimayu suka aku?"

Abimayu tersenyum geli menatapku, "Nggak tau." Jawabnya jujur.

Helen berbisik lagi padaku kemudian aku mengulang lagi perkataan Helen, "Kenapa kamu suka aku?"

Abimayu mengangkat bahu sambil tersenyum cengengesan.

"Kenapa Saga bisa tau?"

"Dia tau sendiri sebelum kuberitau."

"Apa Saga marah setelah tau?"

"Marahlah. Aku nyaris di tonjok." Jawab Abimayu enteng.

Aku meringis ngeri semetara Helen tambah semangat, "Terus kalian tonjok-tonjokan nggak?"

"Nggak lah."

Aku menyodok lengan Helen, "Masa' aku bilang 'nggak seru'?"

Helen ganti menyodokku, "Kalau nggak ada adegan jotos-jotosannya emang nggak seru kali' Jo."

"Stop. Ini namanya kamu cuma jadi jubir Helen. Coba kamu ngomong sendiri apa yang memang pingin kamu tau. Bukannya apa Helen mau tau." Potong Abimayu tak Sabar.

"Ah iya." Aku mengangguk, "Tapi nggak ada yang bener-bener aku sendiri pingin tau."

"Sedikitpun?" Abimayu tertegun.

"Ngg, makasih ya Abimayu. Maaf aku selama ini nggak tau." Aku buru-buru menambahkan.

Abimayu menatapku ragu, "Kalimat yang barusan itu hasil dekte dari Helen atau dari diri kamu sendiri?"

"Helen." Jawabku singkat sambil mengalihkan pandangan.

Dunia Jo (Completed)Where stories live. Discover now