05. SANG RATU

40.9K 6K 213
                                    

Bagaimana bisa sebuah kamar mewah tiba tiba berubah menjadi penjara bawah tanah beraroma busuk?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana bisa sebuah kamar mewah tiba tiba berubah menjadi penjara bawah tanah beraroma busuk?!

Ke mana kasur besar dan seluruh perkakas kamar?

Jantungku berdebar kencang, ini semua terlalu tiba tiba untuk aku pahami.

Masuk ke kamar, penodongan pedang, dan berakhir semua perabotan dan dekorasi kamar memudar, pecah, dan berubah menjadi penjara mengerikan ini.

Otakku mencoba bekerja cepat. Masih dalam posisi bersimpuh, aku menoleh memperhatikan keadaan sekitar.

Penerangan yang minim dengan aroma tanah yang menyeruak ke hidung. Hanya ada satu obor di dinding belakang sebagai penerang, dan di sekitarnya gelap. Lantai marmer yang kududuki tak lagi mengkilap, justru lantai itu menjadi sangat butek, kasar, dingin, dan benar benar kotor. Aku hampir tidak bisa melihat wujud asli dari lantai ini, saking banyaknya debu dan tanah di atasnya.

Ini tampak horor. Jujur, secara manusiawi aku juga merasa takut dan khawatir, namun di sisi lain aku merasa sangat penasaran.

Secara logika dan menurut ilmu pengetahuan, aku menduga ini semua adalah sebuah ilusi optik. Jika pun memang ada 'sihir' pasti ada penjelasan sains di baliknya.

Aku merangkak mendekat ke dinding belakang, lalu mencoba meraba tembok tanah itu. Tanganku kotor. Ini terlalu nyata untuk dikatakan ilusi optik.

Aku terkesiap. Atau jangan jangan selama ini aku sudah dihipnotis sehingga tidak sadar dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Cukup masuk akal juga.

Tik.

Fokusku teralihkan. Saking terkejutnya, aku sampai lupa bahwa leherku masih berdarah. Sepertinya luka gores ini tidak akan berhenti dengan sendirinya. Apalagi kini aku merasakan leherku semakin perih.

Aku duduk bersandar ke dinding, tidak peduli dengan rambut dan kemeja putihku yang akan kotor terkena tanah.

Aku menepuk nepukkan telapak tanganku ke celana, mencoba membersihkan tanganku dari debu debu kasar. Kubuka dua kancing teratas kemejaku. Lalu aku mendongakkan kepala, sebelum akhirnya aku menarik kemeja bagian atasku untuk menekan luka di leher.

Dari buku yang pernah kubaca, cara ini dapat menghentikan pendarahan.

Baik, tarik napas, hembuskan. Dibanding memikirkan bagaimana sihir dalam sains dapat bekerja, aku harus memperhatikan keselamatan diriku saat ini. Ditambah lagi, hawa sekitar mulai terasa cukup dingin, membuat aku harus mendekat pada satu satunya obor di ruangan ini.

Kupejamkan mata dengan tangan kiri yang masih setia menekan luka di leher.

Baru saja aku hampir tertidur, namun tiba tiba terdengar suara dingin milik lelaki tadi, seolah melintas di telingaku.

"Bagaimana jika kau jadi ratuku, hm?"

Aku dapat merasakan bulu kudukku merinding.

Demi apa pun, aku tidak mengerti dengan 'pernyataan' tiba tiba itu. Ini terlalu tidak masuk akal untuk orang yang sebelumnya sangat ingin membunuhku, kemudian mendadak memintaku menjadi ratunya.

AGRHANA [tamat || terbit]Where stories live. Discover now