06. HAMA MANUSIA

37.2K 5.4K 80
                                    

Aku tidak mungkin langsung percaya jika ada seorang lelaki yang mengatakan bahwa kami sudah menikah dan aku akan segera mengandung anaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tidak mungkin langsung percaya jika ada seorang lelaki yang mengatakan bahwa kami sudah menikah dan aku akan segera mengandung anaknya. Apa apaan ini?!

Aku baru saja ia keluarkan dari "penjara" dan kini kami berjalan melewati lorong panjang yang aku tidak tahu mana ujungnya.

Tanpa sadar aku mengepalkan tangan, lelaki itu sudah keterlaluan.

Aku berhenti. Buat apa juga aku mengikutinya.

"Sebentar!" tegasku membuat dia berhenti lalu berbalik badan. Sungguh, rasanya aku ingin menggaruk wajah angkuhnya itu sekarang juga.

"Kita tidak pernah menikah dan aku tidak akan pernah mengandung anakmu," ucapku tegas tak terbantahkan.

Ia kira sejak aku datang kemari, aku dapat ia tindas begitu saja? Dilihat dari tingkah angkuhnya itu, kurasa tidak perlu lagi untuk terus menjaga sopan santun di depannya, apalagi bersikap formal. Aku percaya ia tidak akan pernah dapat diajak bekerjasama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan apalagi membantuku.

Lelaki itu menyungging sebuah senyuman miring.

"Sejak kau meminum darahku, kita sudah memiliki hubungan suami istri."

Ucapannya cukup menggertak, tapi aku tetap menggeleng. Aku tidak sebodoh itu.

"Darah? Tidak ada darah yang terasa manis seperti coklat. Zat besi pada darah juga akan membuat darah beraroma logam. Minuman tadi sama sekali tidak beraroma," ungkapku panjang lebar, sambil menatap yakin ke manik hitam itu.

"Lalu, gimana caranya kau mendapatkan darah sebanyak itu? Bagian tubuh mana yang kau potong?" lanjutku lagi untuk memojokkannya. Ilmu pengetahuan tidak pernah dapat ditentang.

Namun dia masih mempertahankan senyum miringnya. "Sepertinya kau lupa bahwa kita berbeda."

Hal selanjutnya yang ia lakukan berhasil membuatku membeku. Dia tiba tiba menggigit bibir bawahnya dengan gigi taring. Saat itu juga, darah hitam mengalir dari sana hingga menetes ke lantai. Tanpa dijelaskan, aku tahu, begitulah asal dari "darah" yang aku bingung.

Sorot matanya tak pernah lepas dariku. Dia menggunakan jempolnya untuk mengusap darah tersebut lalu menyodorkannya tepat pada wajahku sambil menyeringai.

"Kau ingin mencicipi darahku yang manis ini sekali lagi, gadis manusia?"

Aku reflek mundur satu langkah. Rasanya perutku langsung mual mengetahui asal cairan yang baru saja kuteguk. Aku ingin muntah.

Lelaki itu menghela napas sinis kemudian berbalik badan dan berjalan terlebih dahulu.

"Melihat reaksimu, lebih baik jika kau bersiap untuk mengandung bayiku saja."

Aku mundur lagi beberapa langkah untuk menjaga jarak aman.

Sial, aku hampir saja kembali percaya pada ucapan bohongnya itu. Mungkin masuk akal jika darahnya terasa manis, tetapi tentang mengandung bayi?

AGRHANA [tamat || terbit]Where stories live. Discover now