19. CAHAYA MALAM

26.8K 4K 57
                                    

"Menurutlah, dan kau akan kusayangi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Menurutlah, dan kau akan kusayangi. Bagaimana, hm?"

Aku menatap tajam Al. Ucapan itu sukses membuatku emosi.

"Kau pikir siapa yang mau kau sayangi?"

Al tidak bereaksi terhadap ucapanku. Dia justru kembali berdiri tegak, dan menatapku semakin dingin.

"Itu hanya tawaran," katanya dengan sangat tenang membuatku semakin geram.

"PeDe sekali kau! Kau pikir aku seingin itu untuk kau sayangi, hah?" Aku semakin meledak.

"Tenangkan dirimu, gadis manusia."

Aku diam. Perlahan pandanganku menurun. Dadaku naik turun menahan segala emosi yang ada.

"Keluarlah, aku ingin istirahat," ucapku pelan tanpa mau melihat Al sedikitpun.

"Kau belum menjawabnya."

Tentang tawaran konyol itu? Sebesar itu keinginannya agar aku menurut?

Aku menghela napas sinis. "Apa yang kau tahu tentang rasa sayang?" Memangnya sosok iblis itu memiliki perasaan sayang?

"Ketika kutunjukkan tindakan peduli, empati, dan tidak menyakitimu."

Teoritis sekali jawabannya. Membuatku semakin muak.

"Emangnya kau peduli padaku?"

"Tidak, tapi aku bisa melakukannya."

"Maksudmu?"

"Memberimu hal yang kau inginkan bukanlah hal sulit."

Aku tertawa sinis dalam hati.

"Itu namanya perasaan terpaksa. Bukan sayang," kecamku.

"Tapi kau dapat merasakannya."

"Merasakan apa? Rasa sayang atau kebohongan?" balasku.

Mata kami saling beradu selama beberapa saat. Dilihat dari tatapannya yang dingin itu saja sudah membuatku enggan untuk berharap.

Aku menghela napas pelan.

"Aku tidak butuh rasa sayangmu, Al."

"Kau benci padaku?"

Pertanyaan yang konyol.

"Iya, sangat sangat benci."

Al berdecih sinis. Sosok bertanduk itu jusru menyungging senyum miring.

"Bodoh sekali," ucapnya sebagai hinaan.

"Akan lebih bodoh jika aku menerima tawaranmu," balasku tak kalah tajam.

Jika dia tidak dapat menahan emosinya, kurasa aku sudah ia bunuh sedari tadi.

Kulihat bibir Al menipis, dan tanpa mengatakan apa pun lagi, Al berbalik badan keluar dari kamarku. Cepat sekali menyerahnya.

AGRHANA [tamat || terbit]Where stories live. Discover now